Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Warga Yogyakarta dan Petugas Kebersihan Saling Lempar Sampah

Kompas.com, 1 Agustus 2023, 20:31 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Beredar di media sosial Twitter video puluhan warga menunggu truk berwarna oranye, dan langsung melemparkan sampah yang dibungkus pada kantong plastik ke bak truk sampah.

Karena warga melempar secara sporadis, petugas kebersihan nampak kesal dan melemparkan balik sampah kepada warga.

Diketahui kejadian itu berlokasi di Lapangan Karang, Prenggan, Kotagede, Kota Yogyakarta pada Selasa (1/8/2023) pukul 08.00 pagi.

Baca juga: Pemkot Yogyakarta Dorong Pengelola Destinasi Wisata Olah Sampah secara Mandiri

Camat Kotagede Komaru Ma'arif membenarkan kejadian tersebut. Komaru mengatakan, kejadian saling lempar itu terjadi pada Selasa (1/8/2023) pagi.

Pagi tadi, truk sampah itu memang dijadwalkan datang ke depo sampah.

Saat truk tiba masyarakat langsung memasukkan sampah secara mandiri dengan cara melempar ke bak truk berwarna oranye.

"Mungkin warga tidak sabar, sudah nunggu (truk sampah)," kata Komaru, saat dihubungi, Selasa (1/8/2023).

Sampah di lokasi itu sering menumpuk pasca-ditutupnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Piyungan.

Kini depo Lapangan Karang sudah diperbolehkan buka secara bertahap.

"Depo sudah buka dengan bertahap," kata dia.

Dibukanya secara terbatas membuat truk yang mengangkut sampah juga belum optimal.

Menurutnya saat ini kondisi sampah sudah bersih warga juga berusaha mengurangi sampah dengan cara memilahnya.

"Sudah mandali (aman terkendali), siap nunggu jadwal angkut ke TPA," kata dia.

Untuk diketahui, TPA Regional Piyungan sudah dibuka khusus untuk menampung sampah dari Kota Yogyakarta tetapi dengan kapasitas yang terbatas yakni 100 ton per hari.

Sementara produksi sampah di Kota Yogyakarta diketahui mencapai 210 ton tiap harinya.

“Kota tidak punya lahan untuk mengelola sampah, rapat sore ini apabila volume sampah di kota 100 ton per hari bisa kita geser ke transisi 1 (TPA Piyungan) yang sudah ada celahnya sekitar 10 persen,” ujar Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Beny Suharsono, ditemui di kantornya, Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Kamis (27/7/2023).

Baca juga: Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 1 Agustus 2023: Cerah Berawan Sepanjang Hari

Beny menjelaskan untuk luasan TPA Regional Piyungan pada zona transisi 1 memiliki luasan 1.747 meter persegi lokasi ini yang akan digunakan untuk kondisi darurat menampung sampah dari Kota Yogyakarta.

Sampah di Kota Yogyakarta per hari diketahui mencapai 210 ton dan baru 100 ton yang diperbolehkan dibuang ke TPA Regional Piyungan.

Sehingga masih sisa sekitar 110 ton yang belum bisa dibuang ke TPA Regional Piyungan.

“Silakan Kota (Yogyakarta) mengelola residu sampah yang belum tergeser ke TPA Regional PIyungan, sehingga ini harus sama-sama kerjasama,” ujar dia.

“Jadi TPA Piyungan dibuka hanya untuk Kota saja dan 100 ton,” imbuh dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau