Perbaikan-perbaikan ringan kemudian dilakukan sebagai kegiatan pemeliharaan rutin yang dilakukan oleh Keraton Yogyakarta.
Perbaikan dalam skala besar atau total dalam bentuk kegiatan rehabilitas, baru dilaksanakan pada tahun 2018 oleh Dinas Kebudayaan DIY.
Bangsal Srimanganti memiliki gaya arsitektur khas Jawa yaitu joglo.
Pada bagian atap joglo yang bertumpuk tiga, hanya atap yang paling atas dengan atap kedua dibatasi oleh struktur lambang gantung.
Susunan joglo seperti ini dalam arsitektur jawa sering disebut dengan Joglo Mangkurat.
Pada bagian langit-langit terdapat susunan tumpang sari di atas saka guru, sementara usuknya berbentuk paniyung yang mengerucut ke satu titik di puncak atap.
Susunan lantainya terbagi menjadi dua, yaitu lantai dasar dengan dikelilingi tiang-tiang penyangga dan lantai yang ditinggikan dengan empat saka guru yang mengelilinginya.
Empat saka guru tersebut memiliki tinggi 6,28 m dengan penampang 30 cm x 30 cm. Sementara 12 saka penanggap berukuran tinggi 2,72 m dengan penampang 22 cm x 22 cm.
Ada pula 20 saka penitih berukuran tinggi 1,70 m dengan penampang 18 cm x 18cm. Terdapat pula 8 buah saka santen berukuran tinggi 2,70 m dan penampang bulat berdiameter 17 cm.
Masing-masing saka santen ini terdapat dua buah di sisi utara dan sisi selatan pada blandar penanggap pamanjang dan blandar emper pamanjang.
Semua tiang di cat hitam dan memiliki ornamen Wajikan dicat perada di setiap sisinya, serta memiliki umpak batu berornamen padma (kecuali saka santen yang tidak memiliki ornamen Wajikan dan umpak).
Susunan lantai Bangsal Srimanganti ini menggunakan tegel kunci bermotif flora berukuran 20 cm x 20 cm.
Permukaan lantai di bawah atap brunjung dan penanggap rata dalam satu bidang (jerambah) dan lebih tinggi 35 cm dari lantai di bawah atap emper ( jogan).
Namun permukaan lantai di bawah atap emper pada bagian selatan tepat di tengah sepanjang 7,27 m telah ditinggikan menyamai permukaan jerambah.
Tepat di sisi utara peninggian lantai jogan ini, yaitu di tengah permukaan lantai di bawah atap penanggap bagian selatan terdapat Gilang Palenggahan Dalem yang merupakan landasan tempat duduk sultan.