Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Cepuri Parangkusumo yang Konon Menjadi Tempat Panembahan Senopati Bertemu Kanjeng Ratu Kidul

Kompas.com - 05/07/2023, 22:16 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

Tempat itulah yang kemudian dikenal sebagai Petilasan Parangkusumo, berwujud dua gundukan batu di pinggir pantai yang kemudian dinamakan Selo Ageng dan Selo Sengker.

Masyarakat setempat meyakini, kedua gundukan batu itulah yang adalah salah satu penanda penting bagi kesepakatan atau kerja sama antara Senopati atau raja-raja Mataram dan Ratu Kidul dalam hal kelangsungan hidup Keraton Mataram.

Hal ini pula yang menjadi alasan dihelatnya Upacara Labuhan Parangkusumo oleh Keraton Mataram atau Keraton Yogyakarta yang selalu dipusatkan atau diawali dari Cepuri Parangkusumo.

Hajad Dalem di Cepuri Parangkusumo

Upacara Labuhan Parangkusumo merupakan Hajad Dalem Keraton Yogyakarta yang dihelat di Pantai Parangkusumo.

Ritual ini digelar sekali dalam setahun ketika peringatan penobatan Sultan (Jumenengan Dalem), yang kini dihelat setiap tanggal 30 bulan Rajab dalam kalender Jawa untuk memperingati bertahtanya Sri Sultan HBX.

Dilansir dari laman budaya.jogjaprov.go.id, budaya.jogjaprov.go.id labuhan berasal dari kata labuh yang artinya sama dengan larung atau membuang sesuatu ke dalam air (sungai atau laut).

Asal mula upacara labuhan konon dimulai pada awal masa pemerintahannya Panembahan Senopati yang mencari dukungan moril dari Kanjeng Ratu Kidul yaitu makhluk halus penguasa laut selatan untuk memperkuat kedudukannya.

Sebagai imbalannya, Panembahan Senopati harus memberikan persembahan yang diwujudkan dalam bentuk upacara labuhan, yang kemudian menjadi tradisi di Kerajaan Mataram.

Selanjutnya, meski Kerajaan Mataram telah terbagi menjadi dua (Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta) karena Perjanjian Giyanti pada tahun 1755, namun tradisi ini terus dilestarikan.

Upacara Labuhan Parangkusumo kini menjadi ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan alam yang diinterpretasikan dalam wujud melarung sesaji di pantai selatan.

Sesaji untuk upacara ini yang dibuat secara bersama-sama dengan sajian untuk sugengan plataran yang dibuat oleh kedua pawon (dapur) Keraton Yogyakarta yaitu pawon Sakalanggen (dapur sebelah timur) dan pawon Gebulen (dapur sebelah barat).

Sesaji tersebut terdiri dari sanggan, tukon pasar, pala gumantung, pala kependhem, dan pala kasimpar.

Selain itu, barang-barang yang akan dilarung pada saat labuhan adalah potongan kuku (kenaka), potongan rambut (rikma), beberapa potong pakaian bekas, dan benda bekas yang berujud payung (songsong) milik Sri Sultan yang dikumpulkan selama satu tahun.

Ada pula sekar, yaitu sejumlah bunga yang telah layu dan kering, dari bekas bunga sesaji pusaka-pusaka keraton yang dikumpulkan selama satu tahun dan sejumlah barang yang sebagian besar terdiri dari kain.

Selain tempat berlangsungnya Hajad Dalem, sampai saat ini Cepuri Parangkusumo banyak dikunjungi oleh peziarah terutama pada malam Selasa Kliwon dan malam Jumat Kliwon.

Sumber:
jogjacagar.jogjaprov.go.idbudaya.jogjaprov.go.idm.antaranews.com  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Melihat Ratusan Mobil Kuno di Magelang, dari VW sampai Buick Riviera

Melihat Ratusan Mobil Kuno di Magelang, dari VW sampai Buick Riviera

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Libur Panjang, Jip Wisata Lava Tour Merapi Diserbu Wisatawan

Libur Panjang, Jip Wisata Lava Tour Merapi Diserbu Wisatawan

Yogyakarta
BPBD Kota Yogyakarta Minta Masyarakat Bangun Rumah Tahan Gempa

BPBD Kota Yogyakarta Minta Masyarakat Bangun Rumah Tahan Gempa

Yogyakarta
Sopir Ngantuk Berat, Mobil Muatan Beras Terjun ke Sungai Kulon Progo

Sopir Ngantuk Berat, Mobil Muatan Beras Terjun ke Sungai Kulon Progo

Yogyakarta
Perahu Dihantam Ombak, Nelayan di Gunungkidul Terombang-ambing di Lautan

Perahu Dihantam Ombak, Nelayan di Gunungkidul Terombang-ambing di Lautan

Yogyakarta
Libur Panjang, Persewaan iPhone di Gunungkidul Laris Diburu Anak Muda

Libur Panjang, Persewaan iPhone di Gunungkidul Laris Diburu Anak Muda

Yogyakarta
Sampah Diduga dari Luar Gunungkidul Dibuang Sembarangan di Tengah Hutan

Sampah Diduga dari Luar Gunungkidul Dibuang Sembarangan di Tengah Hutan

Yogyakarta
Wakil Bupati dan Eks Sekda Sleman Berebut Tiket Pilkada dari PDI-P

Wakil Bupati dan Eks Sekda Sleman Berebut Tiket Pilkada dari PDI-P

Yogyakarta
5 Nama Daftar Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui PDI-P, Siapa Saja?

5 Nama Daftar Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui PDI-P, Siapa Saja?

Yogyakarta
Pelaku Penembak Anak SD di Sleman dengan Senapan Angin Ditangkap, Alasannya Emosi

Pelaku Penembak Anak SD di Sleman dengan Senapan Angin Ditangkap, Alasannya Emosi

Yogyakarta
Lagi, Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul Jadi Lokasi Pembuangan Sampah Ilegal

Lagi, Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul Jadi Lokasi Pembuangan Sampah Ilegal

Yogyakarta
Desentralisasi Sampah di DIY, TPST 3R Kota Yogyakarta Dinilai Belum Siap

Desentralisasi Sampah di DIY, TPST 3R Kota Yogyakarta Dinilai Belum Siap

Yogyakarta
Pelaku Pelecehan Payudara di Gunungkidul Ditangkap, Motifnya Dendam kepada Perempuan

Pelaku Pelecehan Payudara di Gunungkidul Ditangkap, Motifnya Dendam kepada Perempuan

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com