Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Plus Minus Penerapan 5 Hari Sekolah Menurut Disdik DIY

Kompas.com, 4 Juli 2023, 16:24 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Lima hari sekolah sudah diterapkan di tingkat SMA dan SMK di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), ada sejumlah plus dan minus.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY Didik Wardaya mengatakan penerapan 5 hari sekolah ini pihaknya mendorong sekolah untuk pengembangan diri siswa.

"Dengan model 5 hari sekolah ini kegiatan sifatnya ekstrakurikuler bisa dilakukan pada hari Sabtu. Lalu penugasan yang orientasinya pengembangan diri misalnya kunjungan ke panti asuhan, jompo, pengabdian sosial bisa juga dilakukan pada hari Sabtu," ujar Didik saat dihubungi, Selasa (4/7/2023).

Baca juga: Terapkan 5 Hari Sekolah, Dinas Pendidikan Sleman Anjurkan Siswa Tak Diberi PR

Menurut Didik, kegiatan pengembangan diri dan juga ekstrakurikuler yang dilakukan pada hari Sabtu merupakan hal yang positif bagi peserta didik.

Namun, menurut dia hal ini juga menyimpan sisi negatif bagi siswa karena pada saat Jumat malam ketika sekolah tidak berhasil mengembangkan diri, siswa justru menghabiskan waktu malamnya dengan bermain.

"Negatifnya ketika sekolah tidak bisa mengembangkan program kegiatan yang sifatnya pengembangan diri justru kadangkala pada malam Sabtu itu dianggapnya libur anak-anak malah (bermain)," kata dia.

Ia menambahkan, pada 5 hari sekolah, di hari Sabtu tidak ada mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa, sekolah diminta untuk mengembangkan diri siswa.

"Itu peraturan 87 tahun 2018 kita sudah menjalankan itu," kata dia.

Baca juga: Pemkab Sleman Berencana Terapkan 5 Hari Sekolah, Pakar Pendidikan Ingatkan agar Tak Bikin Siswa Bosan

Sebelumnya, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menerapkan 5 hari sekolah pada tahun ajaran baru 2023/2024. Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman menganjurkan agar para siswa tidak diberikan tugas pekerjaan rumah (PR) agar tidak menambah beban belajar.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman Ery Widaryana mengatakan, dengan lima hari sekolah bukan berarti beban siswa semakin banyak.

"Setelah kita hitung dengan beban belajar per minggu itu tambahannya tidak banyak, selama ini anak SMP sampai jam 2 (14.00 WIB) kadang-kadang masih ekstra. Nah sekarang lima hari sekolah, perhitunganya sampai sekitar jam 3 (15.00 WIB) lebih 15 menit dan bisa digunakan untuk ekstra," ujar Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Senin (3/7/2023).

Ery menyampaikan, pekerjaan rumah untuk siswa memang tidak dianjurkan. Sebab siswa dituntut untuk kreatif dengan adanya Merdeka Belajar.

"Yang terpenting dengan merdeka belajar ini siswa bisa enjoy, pendampingan di sekolah waktunya semakin panjang," urainya.

Selain itu, jangan dengan diberikan tugas yang dikerjakan di rumah, pekerjaan justru menambah beban belajar siswa.

"Kita harapkan bapak ibu dengan lima hari sekolah lebih banyak pendampingannya lebih efektif. Jadi PR itu kalau memang dipandang perlu baru dilakukan, jadi jangan sampai dengan lima sekolah ini menjadikan beban siswa tambah berat," jelasnya

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau