YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Lima hari sekolah sudah diterapkan di tingkat SMA dan SMK di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), ada sejumlah plus dan minus.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY Didik Wardaya mengatakan penerapan 5 hari sekolah ini pihaknya mendorong sekolah untuk pengembangan diri siswa.
"Dengan model 5 hari sekolah ini kegiatan sifatnya ekstrakurikuler bisa dilakukan pada hari Sabtu. Lalu penugasan yang orientasinya pengembangan diri misalnya kunjungan ke panti asuhan, jompo, pengabdian sosial bisa juga dilakukan pada hari Sabtu," ujar Didik saat dihubungi, Selasa (4/7/2023).
Baca juga: Terapkan 5 Hari Sekolah, Dinas Pendidikan Sleman Anjurkan Siswa Tak Diberi PR
Menurut Didik, kegiatan pengembangan diri dan juga ekstrakurikuler yang dilakukan pada hari Sabtu merupakan hal yang positif bagi peserta didik.
Namun, menurut dia hal ini juga menyimpan sisi negatif bagi siswa karena pada saat Jumat malam ketika sekolah tidak berhasil mengembangkan diri, siswa justru menghabiskan waktu malamnya dengan bermain.
"Negatifnya ketika sekolah tidak bisa mengembangkan program kegiatan yang sifatnya pengembangan diri justru kadangkala pada malam Sabtu itu dianggapnya libur anak-anak malah (bermain)," kata dia.
Ia menambahkan, pada 5 hari sekolah, di hari Sabtu tidak ada mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa, sekolah diminta untuk mengembangkan diri siswa.
"Itu peraturan 87 tahun 2018 kita sudah menjalankan itu," kata dia.
Sebelumnya, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menerapkan 5 hari sekolah pada tahun ajaran baru 2023/2024. Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman menganjurkan agar para siswa tidak diberikan tugas pekerjaan rumah (PR) agar tidak menambah beban belajar.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman Ery Widaryana mengatakan, dengan lima hari sekolah bukan berarti beban siswa semakin banyak.
"Setelah kita hitung dengan beban belajar per minggu itu tambahannya tidak banyak, selama ini anak SMP sampai jam 2 (14.00 WIB) kadang-kadang masih ekstra. Nah sekarang lima hari sekolah, perhitunganya sampai sekitar jam 3 (15.00 WIB) lebih 15 menit dan bisa digunakan untuk ekstra," ujar Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Senin (3/7/2023).
Ery menyampaikan, pekerjaan rumah untuk siswa memang tidak dianjurkan. Sebab siswa dituntut untuk kreatif dengan adanya Merdeka Belajar.
"Yang terpenting dengan merdeka belajar ini siswa bisa enjoy, pendampingan di sekolah waktunya semakin panjang," urainya.
Selain itu, jangan dengan diberikan tugas yang dikerjakan di rumah, pekerjaan justru menambah beban belajar siswa.
"Kita harapkan bapak ibu dengan lima hari sekolah lebih banyak pendampingannya lebih efektif. Jadi PR itu kalau memang dipandang perlu baru dilakukan, jadi jangan sampai dengan lima sekolah ini menjadikan beban siswa tambah berat," jelasnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.