Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Masjid Pathok Negoro Mlangi, Dibangun Sebagai Bentuk Penghormatan kepada Kyai Nur Iman

Kompas.com - 28/06/2023, 19:52 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Keraton Kasultanan Yogyakarta memiliki lima buah Masjid Pathok Negoro atau Masjid Pathok Negara, salah satunya adalah Masjid Mlangi.

Lokasi masjid yang berada di wilayah pinggiran Kuthanegara, tepat berada di perbatasan wilayah Negaragung (sebutan hirarki tata ruang dalam wilayah kerajaan Mataram Islam) membuat pathok negara bisa diartikan sebagai batas wilayah negara.

Baca juga: Sejarah Masjid Pathok Negoro Wonokromo, Bentuk Syukur Kiai Welit Atas Tanah Perdikan dari HB I

Keberadaan Masjid Pathok Negoro Mlangi atau Masjid Jami An-nur di Mlangi ini menjadi salah satu pilar bagi berdirinya Kasultanan Yogyakarta.

Masjid Mlangi terletak di terletak di Dusun Mlangi, Kelurahan Nogotirto, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Baca juga: Sejarah Masjid Pathok Negoro Wonokromo, Bentuk Syukur Kiai Welit Atas Tanah Perdikan dari HB I

Sejarah Masjid Pathok Negoro Mlangi

Dilansir dari laman jogjacagar.jogjaprov.go.id, Masjid Pathok Negoro Mlangi diperkirakan dibangun pada tahun 1723, berdasarkan angka tahun yang ditemukan pada umpak tiang masjid yang ada di sisi barat daya di dalam ruang utama.

Penemuan angka tahun pada umpak tiang masjid ini terjadi ketika dilakukan pemugaran pada tahun 1981.

Baca juga: Masjid Pathok Negara di Kasultanan Yogyakarta: Lokasi, Sejarah, dan Fungsi

Pembangunan Masjid Mlangi ini adalah sebagai bentuk penghormatan kepada Kyai Nur Iman (kakak dari Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono I) atas jasanya melakukan syiar agama di daerah Mlangi.

Dilansir dari laman kratonjogja.id, Masjid Pathok Negoro Mlangi didirikan seiring dengan lahirnya daerah Mlangi, yang merupakan hadiah tanah perdikan dari Sri Sultan Hamengku Buwono I kepada Kyai Nur Iman pada tahun 1758.

Masjid Mlangi berdiri di atas tanah seluas 1.000 meter persegi, terdiri atas bangunan utama seluas 20 x 20 meter persegi, serambi seluas 12 x 20 meter persegi, ruang perpustakaan 7 x 7 meter persegi, dan halaman seluas 500 meter persegi.

Sementara dilansir dari laman TribunJogja.com, setelah pembangunan Keraton Yogyakarta, Sultan Hamengkubuwono I memberikan tanah kepada Kyai Nur Iman yang masih saudaranya di wilayah Mlangi untuk menyebarkan ajaran agama Islam.

Masjid Pathok Negara Mlangi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dok. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Masjid Pathok Negara Mlangi di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sri Pujo, satu diantara keturunan Kyai Nur Iman menjelaskan bahwa Kyai Nur Iman mendirikan pesantren dan masjid di wilayah Mlangi pada tahun 1758.

“Pada saat itu Kyai Nuriman membangun tempat untuk mengajarkan agama Islam. Kata mengajarkan dalam bahasa jawa disebut Mulangi, kata mulangi itu yang menjadi asal usul kata Mlangi," terang Sri Pujo.

Masjid Mlangi saat ini dikelola sepenuhnya oleh masyarakat, walaupun pihak keraton masih menempatkan Abdi Dalem sebagai salah satu penanda bahwa masjid tersebut adalah Kagungan Dalem.

Berdasarkan keterangan Sri Pujo, pada tahun 1955 pihak Keraton Yogyakarta menyerahkan pengelolaan masjid kepada masyarakat Mlangi.

Saat ini ada sekitar sembilan pondok pesantren yang dipimpin oleh para kyai yang merupakan keturunan Kyai Nur Iman, dengan tidak kurang 1.000 santri yang belajar di pondok-pondok tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPDB SMP Kota Yogyakarta 2024 Banyak Perubahan, Apa Saja?

PPDB SMP Kota Yogyakarta 2024 Banyak Perubahan, Apa Saja?

Yogyakarta
PPDB DIY, Standar Nilai Jalur Prestasi Diturunkan

PPDB DIY, Standar Nilai Jalur Prestasi Diturunkan

Yogyakarta
Golkar-PKB Koalisi di Pilkada Gunungkidul 2024, Sudah Ada Calon?

Golkar-PKB Koalisi di Pilkada Gunungkidul 2024, Sudah Ada Calon?

Yogyakarta
'Study Tour' Dilarang, GIPI DIY Khawatir Wisatawan Turun jika Pemerintah Tak Tegas

"Study Tour" Dilarang, GIPI DIY Khawatir Wisatawan Turun jika Pemerintah Tak Tegas

Yogyakarta
Jelang Idul Adha, Begini Cara Memilih Sapi Kurban Menurut Pakar UGM

Jelang Idul Adha, Begini Cara Memilih Sapi Kurban Menurut Pakar UGM

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Duka Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Lebaran Kemarin Tak Sempat Pulang...

Duka Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Lebaran Kemarin Tak Sempat Pulang...

Yogyakarta
Sejumlah Daerah Larang 'Study Tour', Pemda DIY Yakin Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata

Sejumlah Daerah Larang "Study Tour", Pemda DIY Yakin Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata

Yogyakarta
Ditemukan Selamat, 2 Nelayan Gunungkidul Disambut Tangis Haru Keluarga

Ditemukan Selamat, 2 Nelayan Gunungkidul Disambut Tangis Haru Keluarga

Yogyakarta
Hilang 2 Hari, Nelayan Ditemukan Terombang-ambing karena Mesin Kapal Rusak

Hilang 2 Hari, Nelayan Ditemukan Terombang-ambing karena Mesin Kapal Rusak

Yogyakarta
Kapal Karam, Nelayan di Gunungkidul Kirim Video kepada Petugas Minta Pertolongan

Kapal Karam, Nelayan di Gunungkidul Kirim Video kepada Petugas Minta Pertolongan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com