Sementara itu, Advokasi Officer SPEK-HAM, Boni Nainggolan menyampaikan, dari Maret hingga Juni 2023 terdapat lima kasus kekerasan yang dialami oleh populasi kunci saat bekerja di tempat hiburan.
Dia pun berharap, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang lebih memperhatikan populasi kunci, seperti orang dengan HIV (ODHIV), PSP, dan kelompok rentan lainnya.
Dia meneruskan, kasus Kekerasan Berbasis Gender (KBG) pada perempuan dalam populasi kunci juga masih menjadi permasalahan yang belum bisa selesai, baik secara hukum (litigasi) atau non-litigasi.
Berdasarkan catatannya, KGB pada perempuan mengalami peningkatan setiap tahun. Sejak Januari sampai Maret 2023 saja telah ada 41 kasus kekerasan yang menimpa perempuan.
"Dari catatan DP3A Provinsi Jawa Tengah tercatat kekerasan berbasis gender lebih banyak di Kota Semarang dibandingkan kabupaten/kota lain di Jawa Tengah," terangnya.
Dia pun berharap adanya Rumah Aman bagi KBG yang memiliki HIV atau pecandu NAPZA yang jadi korban kekerasan, serta pendampingan kepada para korban.
"Konseling bagi korban kekerasan yang dilakukan oleh instansi terkait agar korban mau menceritakan permasalahan yang dialaminya," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul "Puluhan Wanita di Semarang Dijual Suami dan Pacar via Online, Sehari Dipaksa Layani 4 Pria"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.