Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah di Pinggiran Bantul Ini Lahirkan Musisi Berprestasi Internasional, Salah Satunya Putri Ariani

Kompas.com, 14 Juni 2023, 15:05 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - SMKN 2 Kasihan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) atau akrab dikenal masyarakat dengan nama Sekolah Menengah Musik (SMM), seakan-akan menjadi tujuan musisi muda di Yogyakarta untuk menimba ilmu di bidang musik.

Sekolah yang memiliki suasana asri ini terletak di Jalan PG Madukismo, Kasihan Bantul, DIY. Letaknya di pinggiran Kabupaten Bantul ini membuat SMM mudah dijangkau oleh murid-murid dari Bantul maupun Kota Yogyakarta, mengingat letaknya juga berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta.

Baca juga: Cerita Kakek Putri Ariani, Sempat Kesulitan Merawat Putri karena Keinginan Musiknya Tinggi

Dalam melakukan seleksi masuk peserta didik, skill atau kemampuan memainkan alat musik tidak menjadi nomor satu.

Kepala Sekolah SMM Agus Suranto mengatakan saat seleksi masuk SMM kemampuan bermain alat musik bukanlah yang utama, bagi SMM yang utama adalah calon peserta didik memiliki kepekaan dan kesenangan dalam bidang musik.

"Pintu kami terbuka lebar bagi siapapun siswa yang memiliki bakat, minat, talenta, kemauan mempelajari di musik. Artinya semua hak punya peluang yang sama bahkan disabilitas juga sama," ucap dia, Rabu (14/6/2023).

Tes musik  untuk masuk ke SMM memang ada tetapi tidak harus dengan praktik. SMM memiliki tim yang bisa mengidentifikasi bahwa anak yang medaftar memiliki bakat atau tidak.

"Bakat itu seperti bejolan mata tunas, nah itu akan tumbuh ketika itu dirawat. Tetapi kalau tidak dirawat jadi benjolan. Tidak ditandai dengan bisa memainkan alat musik tetapi ditandai dengan merasakan musik," jelas Agus.

Baca juga: Dipuji Eks Drummer Dream Theater, Deden Ingin Buka Sekolah Musik

Bisa merasakan musik inilah yang menjadi modal para guru di SMM memoles peserta didiknya hingga tak sedikit dari ereka yang dapat berprestasi di tingkat nasional maupun internasional.

"Karena basic dasar itu bisa merasakan musik, kadang-kadang musik sumbang tidak menyadari. Tapi ada orang lain yang telinganya risih," ucap dia.

Terpenting bagi SMM adalah kemampuan merasakan musik, setelah masuk di SMM semua peserta didik mulai dari nol semua.

"Tidak perlu takut, mungkin alatnya saja tidak pernah melihat apalagi mempraktikkan. Tidak perlu khawatir nanti kan ada perkenalan, sampai memperlakukan alat itu (musik)," jelas dia.

Menurut Agus, dengan menerima peserta didik dari nol, SMM justru lebih leluasa dalam mengarahkan peserta didik.

"Lebih leluasa membentuknya, beda kalau sudah punya teknik. Nanti ketika kami mau mengubah jadi sulit karena sudah baku," kata dia.

Dengan metode ini yang diterapkan oleh SMM banyak siswa yang berprestasi seperti yang terakhir adalah Putri Ariani dan kelompo musik Sociall Call.

Putri Ariani mendapatkan golden buzzer dari Simon Cowell dalam ajang pencarian bakat America's Got Talent (AGT). Sedangkan Sociall Call menjuarai International Online Jazz Competition.

Sociall Call merupakan kelompok jazz yang beranggotakan 3 orang yakni Rhein Nabeel Cheserian pada piano, I Gede Nayaka Farell Adinata pada gitar, dan Rachel Saron El Shamma J pada vokal.

"Sociall Call juara 1 (internationall Online Jazz Competition) dan satu personel mendapatkan pemain terbaik," kata Agus.

"Player terbaik I Gede Narayaka Farell Adinata,"  ucap dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau