Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Perempuan Tak Diizinkan Beribadah di Candi Ijo, Ternyata Begini Ceritanya

Kompas.com - 08/05/2023, 19:11 WIB
Wijaya Kusuma,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan wilayah X Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng) Manggar Sari Ayuati angkat bicara terkait video viral seorang pengunjung wanita yang mengaku tidak boleh masuk ke Candi Ijo, di Kapanewon Pramvanan, Kabupaten Sleman.

Video yang diunggah di TikTok itu menceritakan wanita itu tidak diperbolehkan masuk ke Candi Ijo untuk beribadah.

Perempuan tersebut mengaku datang ke Candi Ijo pukul 18.00 untuk beribadah.

Kebetulan, pada jam tersebut, Candi Ijo sudah ditutup untuk wisatawan. 

Baca juga: Polda DIY Terbitkan DPO 2 Orang Diduga Akan Ambil Motor Perempuan di Sleman

Saat itu, seseorang yang disebutkan di video tersebut sebagai juru kunci Candi Ijo mengatakan jika lokasi itu adalah cagar budaya bukan tempat ibadah.

Kemudian, terjadi perdebatan dengan juru kunci tersebut.

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah X Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng) Manggar Sari Ayuati memberikan penjelasan terkait peristiwa tersebut.

"Kemarin kami sudah klarifikasi dan sudah menulis kronologinya," ujar Manggar, saat dihubungi Kompas.com, pada Senin (8/05/2023).

Manggar menuturkan, memang pada tanggal 4 Mei 2023, ada empat orang pengunjung datang ke Candi Ijo.

Pada saat itu Candi Ijo sudah tutup untuk pengunjung karena sudah pukul 17.45 WIB.

"Tutup kami kan jam setengah enam sore, jadi dalam kondisi candi (Candi Ijo) sudah tutup. Dan waktu itu mati lampu, hujan angin di Candi Ijo," urai dia.

Meski sudah tutup, rombongan tersebut ingin tetap masuk untuk sembayang di Candi Ijo. Kemudian, ditanya oleh petugas terkait surat izin.

Sebab, sesuai prosedur, pemanfaatan Candi Ijo harus ada izin.

Manggar pun memastikan setiap aktivitas di wilayah Candi Ijo akan diizinkan selama tidak ada unsur yang dapat merusak cagar budaya.

"Kan memang prosedur di Kami untuk pemanfaatan itu kan harus ada izin. Ya mesti diizinkan, kalau tidak ada unsur perusakan apapun, aktivitas itu diizinkan, misalkan untuk sembanyang, boleh, karena Undang-Indangnya mengatur itu," tegasnya.

Manggar mengungkapkan sesuai Undang-Undang, cagar budaya boleh untuk pengembangan ilmu pengetahuan, pengembangan kebudayaan, termasuk sembayang dan pariwisata.

Tetapi, memang prosedurnya harus izin.

Baca juga: Tagihan Belum Dibayar, Korban Istaka Karya Demo di Underpass Kentungan Sleman

"Petugas itu yang disebutkan juru kunci sebenarnya yang saat itu bertugas adalah Polsus cagar budaya dan satpam," ucap dia.

Menurut Manggar, meski telah tutup dan belum mengajukan izin, dengan pertimbangan kemanusian dan menghormati orang yang akan beribadah, petugas akhirnya memperbolehkan pengunjung tersebut masuk ke Candi Ijo.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Yogyakarta
Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Yogyakarta
Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Yogyakarta
Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Yogyakarta
Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Yogyakarta
Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com