Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Angkringan di Kulon Progo Ini Gelar Halal Bihalal, yang Datang Tukang Sapu Jalan, Sekuriti, sampai Kepala Dusun

Kompas.com - 25/04/2023, 10:40 WIB
Dani Julius Zebua,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Angkringan ini sudah ada jauh sebelum taman ada. Kawasan itu tadinya hanya kebun tebu atau persawahan. Supri merintis angkringan mulai 2002, ketika itu gedung DPRD Kulon Progo juga sedang dibangun.

Sejak awal, ia bikin gerobak angkringan yang kuat dan tahan lama, terbikin dari besi. Tempat duduknya juga dari besi las.

Kedua perkakas itu masih ada meski sudah keropos dimakan usia. Disebut angkringan tersembunyi karena berada di balik pohon asem yang besar, pohon dewandaru, pohon jambu, pohon nangka, kantil, hingga pohon Manding.

Terpal yang sudah lapuk dan pudar warnanya jadi atap dan dindingnya.

Seiring waktu, pelanggan makin banyak karena satu-satunya angkringan di kawasan yang tumbuh pesat, baik ruko hingga perkantoran berdiri. Angkringan makin maju, bahkan karena kreatif, pemilik memasang listrik tenaga surya ukuran mini di sana. Setidaknya, bisa membantu pelanggan yang mau mengisi batre.

Mereka yang mampir ke sini, mulai dari dukuh (kepala dusun) sekitar, tukang bangunan, tukang sapu, tukang mancing, satpam perkantoran di sekitaran. Atau pegawai perkantoran untuk sekadar makan minum. Sesekali muncul kepala dinas hingga pernah juga anggota dewan.

Baca juga: Mengenal Angkringan West, Karens Diner-nya Semarang

Angkringan jadi tempat nongkrong, minum kopi atau teh. Camilan di sana cukup lengkap dan murah, seperti nasi kucing, gorengan, kletikan, serba kerupuk maupun peyek kacang. Di tempat ini, makanannya mayoritas semua serba 1.000. Pembeli cukup kenyang untuk makan dan minum dengan Rp 10.000.

Karena harganya yang terjangkau, banyak warga yang datang ke sini, hingga akhirnya akrab satu dengan lainnya. Mereka suka saling bercerita berbagai topik, namun tidak ada yang serius. Pembicaraan antar mereka selalu berakhir dengan tertawa. Hingga akhirnya akrab satu dengan lain, kemudian jadi pelanggan di hari-hari berikutnya.

“Di sini tempat cerita-cerita, gojek-gojek (saling bercanda), tidak ada politik, tidak ada sara, semua obrolan kampung,” kata Supri.

Puluhan pelanggan setia sampai bikin grup WhatsApp. Candaan mereka biasanya berlanjut di dalam pesan-pesan singkat WhatsApp.

Baca juga: Pedagang Angkringan Gagalkan Rencana Perempuan Loncat ke Rel KA, Nur: Saya Pegang Terus

Keakraban itu kemudian dikemas lagi dalam tradisi syawalan. Mereka menyebar undangan via pesan WA sehari sebelumnya. Silih berganti para pelanggan berdatangan sambil bawa panganan.

“Kami share di grup. Ayo, ayo, yang penting nongkrong dan ngopi. Yang penting salaman dan ngopi,” kata Supri.

Yuli, salah satu warga yang kerap mampir ke sana. Ia menikmati suasana keakraban pelanggan angkringan Wana Winulang. Ia menyaksikan bagaimana pelanggan saling bercanda dan olok-olokan khas warga kebanyakan.

“Bercandanya mereka memang berbeda,” kata Yuli mengaku asal Balikpapan, Kalimantan Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian Baru Dikhawatirkan untuk Bagi-bagi Jabatan, Ini Kata Mahfud MD

Kementerian Baru Dikhawatirkan untuk Bagi-bagi Jabatan, Ini Kata Mahfud MD

Yogyakarta
Prabowo Menang, Warga Sleman Yogyakarta Jalan Kaki ke Monas untuk Sujud Syukur

Prabowo Menang, Warga Sleman Yogyakarta Jalan Kaki ke Monas untuk Sujud Syukur

Yogyakarta
Bocah di Sleman Tertembak Senapan Angin, Polisi Kejar Pelaku

Bocah di Sleman Tertembak Senapan Angin, Polisi Kejar Pelaku

Yogyakarta
Mahasiswa PTS di Sleman Tewas Usai Latihan Bela Diri, Polisi Sebut Kena Tendangan Sabit

Mahasiswa PTS di Sleman Tewas Usai Latihan Bela Diri, Polisi Sebut Kena Tendangan Sabit

Yogyakarta
Detik-detik Damkar Klaten Evakuasi Anak Sapi Seberat 100 Kg dari Sumur 7 Meter

Detik-detik Damkar Klaten Evakuasi Anak Sapi Seberat 100 Kg dari Sumur 7 Meter

Yogyakarta
Jelang Idul Adha 2024, Peternak Sapi di Sragen Rugi Rp 50 Juta akibat PMK

Jelang Idul Adha 2024, Peternak Sapi di Sragen Rugi Rp 50 Juta akibat PMK

Yogyakarta
Pemda DIY Usulkan 2.944 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Formasi Apa Saja?

Pemda DIY Usulkan 2.944 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Formasi Apa Saja?

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Seorang Pekerja Tertimpa Bangunan Proyek Revitalisasi Benteng Keraton, Ini Kata Pemda DIY

Seorang Pekerja Tertimpa Bangunan Proyek Revitalisasi Benteng Keraton, Ini Kata Pemda DIY

Yogyakarta
Pemda DIY Segera Buka Kanal Aduan Layanan Publik dan Sampah, Berikut Informasinya

Pemda DIY Segera Buka Kanal Aduan Layanan Publik dan Sampah, Berikut Informasinya

Yogyakarta
Sampah Dibuang di Bekas Tambang Gunungkidul, Bupati Sleman: Bukan dari Jasa Pengangkutan Pemerintah

Sampah Dibuang di Bekas Tambang Gunungkidul, Bupati Sleman: Bukan dari Jasa Pengangkutan Pemerintah

Yogyakarta
Pupuk Harga Murah Dijual Keliling di Gunungkidul, Dinas Periksa Kualitasnya

Pupuk Harga Murah Dijual Keliling di Gunungkidul, Dinas Periksa Kualitasnya

Yogyakarta
Klarifikasi Dosen UPN Veteran Yogyakarta soal Dugaan Kekerasan Seksual

Klarifikasi Dosen UPN Veteran Yogyakarta soal Dugaan Kekerasan Seksual

Yogyakarta
Satu Truk Sampah Dibuang di Pinggir Jalan Imogiri Bantul

Satu Truk Sampah Dibuang di Pinggir Jalan Imogiri Bantul

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com