KOMPAS.com - Ali Nur Suwandi (45) seorang anggota kepolisian berpangkat Inspektur Dua (Ipda) yang bertugas di Sat PJR Ditlantas Polda DIY telah membangun 14 masjid dan memiliki ratusan anak asuh.
Pria yang akrab dipanggil Bon Ali itu bercerita ia pernah jadi santri di Pondok Pesantren Tambak Beras, Jombang, Jawa Timur.
Sejak usia lima tahun hingga masuk sebagai Tamntama di Kepolisian, Bon Ali berjualan tempe yang diproduksi kiainya sendiri yakni KH Jamaluddin Ahmad.
KH Djamaluddin Ahmad merupakan penerus pondok pesantren Tambak Beras yang didirikan ulama besar NU Kyai Wahab Hasbullah.
Baca juga: Kapolri Harap Polisi Contoh Brigadir Nur Ali yang Rawat 100 Anak Yatim
Tanpa malu-malu Bon Ali mengakui jika selama nyantri dialah salah satu santri yang tak pandai mengaji.
"Dulu kecil saya gak pinter ngaji. Jadi saya kalau pagi jarang ngaji tapi saya pagi itu sembari jualan tempe. Saya umur lima tahun sampai jadi polisi jualan tempe keliling nawarin tempe milik kyai ke desa-desa," kata Bon Ali saat diwawancara, Minggu (9/4/2023)
Menurutnya Bon yang menjadi nama depan sapaan Ali merupakan warisan dari para santri karena Ipda Ali sering kas bon atau berutang selama jadi santri.
Kisan Ali muda bermimpi menjadi polisi berawal dari tahun 1998. Saat itu seorang Kapolda Jawa Timur bersama pejabat tinggi TNI berkunjung ke Pesantren Tambak Beras.
"Dulu ada kunjungan dari pangdam dan Polda ke pondok disaat ada pengajian. Kapolda itu sambutanya yang itinya barangsiapa santri Tambak Beras yang berminat menjadi anggota kepolisian dipersilakan mendaftar dengan ketentuan sehat jasmani rohani dan berkelakuan baik," kata Ipda Ali sambil mengingat-ingat nama Kapolda yang kala itu datang.
Baca juga: Sosok Mendiang Iptu Rochmat yang Hidupi 79 Anak Yatim Piatu sejak Tahun 2007
Semalaman penuh Ali memikirkan matang-matang langkahnya untuk ikut mendaftar sebagai calon anggota Polisi.
Pidato seorang Kapolda malam itu benar-benar menguatkan hatinya untuk segera meminta izin dan doa restu kepada kyai.
"Saya kan gak bisa ngaji. Dengan sambutan beliau ini saya pikir ini kesempatan saya mengabdi di kepolisian. Terus besok paginya saya sowan ke kyai," jelas pria berumur 45 tahun ini.
Esok harinya Bon Ali langsung bergegas menuju tempat Kyai Jamal untuk meminta restu dan doa.
"Saya bilang ke pak kyai, tadi malam kan sambutan kapolda seperti itu, saya mohon izin dan doa restu kyai, saya ingin ngabdi ke kepolisia. Langsung oleh kyai diizinkan dan direstui," terang dia.
Baca juga: Iptu Rochmat Tri Marowoto, Polisi di Madiun yang Hidupi 79 Anak Yatim Piatu, Meninggal Dunia
"Waktu itu belum bisa menampung. Saya hanya tanya-tanya kalau ada anak yatim dan lansia butuh bantuan saya siap," terang dia
Pada tahun 2008, saat mulai dinas di Polda DIY, Ipda Ali mendirikan Yayasan Rumah Singgah Bumi Damai untuk menampung anak yatim dan fakir miskin yang kurang beruntung hidupnya.
Ia bercerita keputusannya membuat yayasan berawal dari kehidupannya saat menjadi santri.
"Yang paling ndak bisa tak lupakan itu ketika rintik hujan. Saya kan tetap jualan tempe muter desa lewat jembatan dari bambu. Kalau hujan kan licin, nah saya jatuh sepedanya roboh terus tempenya jatuh ke sungai," kenangnya.
Baca juga: Iptu Rochmat Berpulang, Keluarga Lanjutkan Perjuangan Mengasuh Anak Yatim Piatu
Beruntungnya tempe yang bercampur air sungai itu ada yang memborong yakni warga yang kasihan melihatnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.