Kurma, lanjut Suparyoto, selama ini terkesan tanaman di padang pasir. Namun ternyata di Indonesia bisa tumbuh dengan bagus dan berbuah dengan cepat.
"Pemeliharanya tidak sulit, yang penting ada matahari, ada air dan ada pupuk," tuturnya.
Kelebihan pohon kurma yang ditanam di Indonesia dapat berbuah sepanjang tahun. Sehingga pohon kurma bisa berbuah tanpa mengenal musim.
"Kelebihan di negeri kita itu justru kurma itu bisa berbuah sepanjang tahun. Kalau seperti di Saudi itu kan musiman. Kalau di sini tidak kenal musim, jadi susul menyusul seperti kelapa," urainya.
Sejak 2016 hingga saat ini Suparyoto sudah menanam ribuan pohon. Suparyoto menanam di tiga lahan dengan total 3.000 meter persegi. Ada sebanyak 9 jenis pohon kurma yang ada di kebun milik Suparyoto.
"Jenisnya ada Barhee, ada Ajwa, ada KL-one ada Medjool. Ada sekitar delapan sampai sembilan jenis. Tapi yang paling favorit ada tiga jenis, Barhee, Ajwa atau Kurma Nabi sama KL-one," bebernya.
Baca juga: Bisakah Kurma Ditanam di Indonesia? Simak Penjelasan Selengkapnya
Menurut Suparyoto usia pohon kurma dapat mencapai 200 tahun. Namun masa produktif pohon kurma 15 tahun sampai 150 tahun.
"Hama yang paling sulit itu kumbang tanduk, biasa juga menyerang kelapa sawit," urainya.
Meski sudah panen, Suparyoto tidak menjual buah kurma. Suparyoto lebih fokus pada menjual bibit pohon kurma.
Tiga jenis pohon kurma yakni Barhee, Ajwa dan KL-one menjadi bibit yang paling banyak diminati pembeli. Tiga jenis bibit pohon kurma tersebut diminati karena cepat berbuah dan mudah dalam perawatanya.
"Tapi kalau skala perkebunan besar biasanya Barhee, karena berbagai kelebihan. Barhee itu produksinya tinggi, buahnya masih muda sudah manis, dan pemeliharanya gampang, cepat berbuah," urainya.
Harga bibit pohon kurma bervariasi, mulai dari Rp 40.000, hingga Rp 350.000. Bibit tersebut berumur 1 tahun hingga 3 tahun.
Baca juga: Mengapa Kurma Sangat Populer Selama Ramadhan?
"Yang paling banyak (membeli bibit) dari luar Yogya, paling jauh dari Kalimantan Utara. Bibit kurma itu sampai tiga minggu masih aman," tegasnya.
Suparyoto mengaku menanam pohon kurma tidak semata-mata hanya untuk bisnis. Sehingga dirinya tidak pernah menghitung omset dari bibit yang laku terjual.
"Pandemi ini memang agak menurun, selain di luar daerah juga banyak yang sudah pembibitan. Kalau sekarang ya sekitar Rp 5 juta sebulan. Ya Alhamdulilah bisa menggaji karyawan," bebernya.
Menurut Suparyoto banyak orang dari luar DI Yogyakarta (DIY) yang datang ke kebun kurma miliknya yang bernama "Pusat Bibit Pohon Kurma Ngadinah". Mereka yang berkunjung mulai dari Kalimantan, Aceh, Jakarta, Nusa Tenggara Barat hingga Sumatera.
"Buahnya selama ini tidak kita jual. Misalnya ada tamu silakan ambil, silakan dimakan," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.