Penampilan Sotya mulai dari wajah dan perawakan besar dengan kulit sawo mengarah pada sosok tetangganya dulu. Keakraban seketika membuncah dalam ambulans dan mereka kembali mengupas nostalgia.
“Dulu, saya (diperiksa dan katanya) demam tipes dan gejala sinusitis. Dokter Renny (saat itu) bilang itu Sotya kayaknya sinusitis. Ini pertama kali saya dengar kata sinusitis ya dari dokter Renny,” kata Sotya mengenang kembali saat berobat ke ruang praktek dokter Renny.
“Saya ingatnya kalau berobat, anak-anak Dokter Renny ada di bawah meja,” kata Sotya.
Baca juga: Jokowi Minta Menkes dan Mendikbud Permudah Pendidikan Dokter Spesialis
Sotya hidup dalam lingkungan keluarga seniman. Karenanya, ia mewarisi kemampuan melukis dari sang ayah.
Namun, kehidupan keluarga mengalami cobaan berat ketika Adi, ayah Sotya, meninggal dunia. Sotya hendak menginjak SMP waktu itu. Bukan perkara mudah meneruskan sekolah ke jenjang SMP dan SMA setelah ditinggal nahkoda rumah tangga.
Tapi, jalan Tuhan memang tidak tertebak. Jalan untuk sekolah tetap terbuka. Sotya dapat beasiswa untuk sekolah di SMP dari prestasi melukis, kemudian meraih beasiswa di SMA dari prestasi musik.
Selepas SMA, ia tembus di semua perguruan tinggi swasta Yogyakarta yang dilamar. Sotya juga menembus ujian tulis masuk perguruan tinggi negeri di kedokteran Universitas Sebelas Maret Solo pada tahun 2012.
Kelulusannya disambut haru Sri Rahayu, sekaligus gundah karena bayangan biasa besar kuliah kedokteran.
Mereka mengingat wasiat Adi jauh sebelum meninggal dunia. Ketika itu, mereka sedang berkumpul di rumah simbah di Solo.
“Kami sedang tidak bisa tidur dalam kamar. Ayah berkata, salah satu dari tiga ini nanti sekolah di kedokteran UNS,” kata Sotya mengenangnya.
Wasiat sang ayah menguatkan tekad untuk tetap kuliah di kedokteran UNS mulai 2012. “Jalani saja dahulu, kesulitan dihadapi nanti,” kata Sotya.
Kuliah Sotya berjalan baik. Ia kembali menerima beasiswa hingga lulus kedokteran di 2017. Setahun sebelumnya, ia mendapat beasiswa TNI. Dari sini pintu ke pendidikan perwira karir terbuka dan lulus TNI di 2022.
Dokter Sotya lantas menjalani internship di Puskesmas Sentolo I. Kepala puskesmas yang juga tante dokter masa lalu di komplek perumahan, kini jadi pembimbingnya.
Renny mengungkapkan, masa lalu bisa berulang kapan saja. Karena itu, setiap orang mesti berbuat terbaik bagi masyarakat dan karyanya harus bisa dipertanggungjawabkan. Saat dipertemukan lagi, masa lalu itu akan kembali bercerita siapa kita di masa lalu.
“Seperti sekarang, setelah sekian lama 20 tahun, sejarah itu kini bercerita kembali. Jadi jangan pernah bilang kita tidak akan bertemu lagi dengan siapa di hari depan,” kata Renny.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.