Adapun tujuan utama revitalisasi Alun-alun Utara adalah untuk mengembalikan fungsi tempat ini seperti sebelumnya.
Dilansir dari laman jogja.tribunnews.com, Wakil Penghageng II Tepas Panitikisma Keraton Yogyakarta, KRT Suryo Satriyanto, melalui keterangan tertulisnya menjelaskan bahwa revitalisasi dilakukan karena kondisi alun-alun utara Yogyakarta kurang ideal.
Material asli yaitu pasir disebut telah tercampur dengan banyak material lain karena kegiatan yang dilaksanakan di tempat tersebut sering tidak sejalan dengan kelestarian alun-alun.
Kondisi tersebut ditambah dengan sistem drainase yang kurang memadai.
Paniradya Pati Kaistimewaan DIY, Aris Eko Nugroho juga mengungka bahwa selama proses pengerukan Alun-alun Utara Yogyakarta memang ditemukan timbunan sampah, seperti sampah bekas tenda, bekas beton, bahkan sampah spanduk yang bertuliskan 1983.
Karena kondisi memprihatinkan tersebut, maka pihak Keraton Yogyakarta mengganti pasir yang telah tercemar dengan pasir baru.
Adapun pasir pengganti diambil dari tanah Kasultanan yang ada di Bantul.
Proses revitalisasi Alun-alun Utara menjadi salah satu upaya keraton menyempurnakan area sumbu filosofis untuk mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Warisan Dunia.
Sumber:
arsipdanperpustakaan.jogjakota.go.id
pariwisata.jogjakota.go.id
kratonjogja.id
kebudayaan.kemdikbud.go.id
jogja.tribunnews.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.