Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hunian Prasejarah Gua Braholo di Gunungkidul Akan Dibeli Pemerintah

Kompas.com, 28 Februari 2023, 14:36 WIB
Markus Yuwono,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, berencana membeli bukit atau tanah yang ada di sekitar Gua Braholo di Padukuhan Semugih, Kalurahan Semugih, Kapanewon Rongkop. Harapannya, situs yang sudah menjadi Cagar Budaya Nasional Kategori Situs ini tetap terjaga.

Kepala Seksi Warisan Budaya Tak Benda Bidang Warisan Budaya, Kunda Kabudayan (Dinas Kebudayaan) Gunungkidul Agus Budi Sulistiyo menyampaikan, menggunakan dana keistimewaan (Danais), pihaknya merencanakan pembelian bukit yang ada Gua Braholo di kaki bukitnya. Tanah perbukitan itu masih milik pribadi dengan luas 5.659 meter persegi.

"Rencananya tahun ini pembelian bukit yang di dalamnya ada Gua Braholo, menggunakan danais," kata Agus saat dihubungi wartawan melalui telepon, Selasa (28/2/2023).

Baca juga: Menelusuri Jejak Manusia Purba di Gua Braholo Gunungkidul

Dijelaskannya, saat ini proses koordinasi dengan ahli waris dan sosialisasi dengan warga sekitar. Nantinya, harga tanah akan dinilai oleh tim Appraisal yang saat ini sudah terbentuk.

"Untuk anggaran tentatif ya, nanti harganya sesuai dari tim Appraisal, dan akan disampaikan kepada ahli waris," kata dia.

Agus mengatakan, pembelian ini untuk melindungi area yang banyak ditemukan peninggalan zaman prasejarah. Dari papan informasi di Gua Braholo, diketahui ekskavasi dilakukan pada 1995, dipimpin oleh Prof Truman Simanjuntak dari pusat penelitian arkeologi Nasional Jakarta.

Pada penelitian itu, digali 14 kotak ekskavasi dengan temuan berbagai tembikar sisa biji-bijian, yang sebagian di antaranya terbakar. Hingga sisa fauna yang melimpah.

Penggalian bervariasi mulai 3-7 meter. Ekskavasi dihentikan karena terhalang blog gamping. Pada kedalaman paling bawah belum menunjukkan steril atau masih ditemukan fosil. Ditemukan beberapa tulang manusia. Tiga di antaranya masih utuh, sisanya berupa fragmen.

"Gua Braholo selama ini kesannya tidak terawat padahal nilai temuan prasejarahnya cukup banyak, dan masih berpotensi untuk diteliti dan diamankan," kata Agus.

Baca juga: Jejak Manusia Purba di Gua Braholo Gunungkidul

Dikatakannya, sejumlah temuan di Gua Braholo saat ini tersimpan di sejumlah lokasi termasuk di museum Punung, Pacitan, Jawa Timur; dan Sangiran, Jawa Tengah. Nantinya jika sudah dikelola pemerintah akan dibangun museum dan harapannya semua peninggalan bisa dibawa ke Gunungkidul. "Tanahnya saat ini itu milik satu orang," kata dia.

Kepala Kundha Kabudayan Choirul Agus Mantara mengatakan, anggaran pembelian bukit yang di dalamnya ada Gua Braholo sekitar Rp 3 miliar termasuk tim Appraisal. Saat ini, masih menunggu dari tim appraisal terkait harga tanah di sana.

"Jadi kebetulan Gua Braholo sudah menjadi cagar budaya nasional, dan temuan sangat lengkap akan memberikan sumber keilmuan bagi ilmu pengetahuan," kata dia.

Pihaknya juga merencanakan pembuatan museum di sekitar Gua Braholo, dan harapannya bisa berdampak ekonomi bagi masyarakat.

Perlu diketahui, dalam wawancara pada 2017 lalu di Gua Braholo, dan sudah terbit di Kompas.com, Peneliti dari Pusat Arkeologi Nasional (Arkenas) Thomas Sutikna mengatakan, selama ini penemuan gua Braholo ditempatkan di museum Punung, Pacitan, Jawa Timur.

Untuk itu, pihaknya berharap bisa dibangun museum. "Jika dapat dibangun dan dilengkapi fasilitas di Gua Braholo, dengan begitu keberadaan situs menjadi situs cagar budaya dapat memiliki nilai pendidikan dan membawa kesejahteraan untuk masyarakat," katanya.

Baca juga: Teliti Jejak Prasejarah Gunung Kidul, Arkeolog Pindai Gua Braholo

Halaman:


Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau