Salin Artikel

Hunian Prasejarah Gua Braholo di Gunungkidul Akan Dibeli Pemerintah

Kepala Seksi Warisan Budaya Tak Benda Bidang Warisan Budaya, Kunda Kabudayan (Dinas Kebudayaan) Gunungkidul Agus Budi Sulistiyo menyampaikan, menggunakan dana keistimewaan (Danais), pihaknya merencanakan pembelian bukit yang ada Gua Braholo di kaki bukitnya. Tanah perbukitan itu masih milik pribadi dengan luas 5.659 meter persegi.

"Rencananya tahun ini pembelian bukit yang di dalamnya ada Gua Braholo, menggunakan danais," kata Agus saat dihubungi wartawan melalui telepon, Selasa (28/2/2023).

Dijelaskannya, saat ini proses koordinasi dengan ahli waris dan sosialisasi dengan warga sekitar. Nantinya, harga tanah akan dinilai oleh tim Appraisal yang saat ini sudah terbentuk.

"Untuk anggaran tentatif ya, nanti harganya sesuai dari tim Appraisal, dan akan disampaikan kepada ahli waris," kata dia.

Agus mengatakan, pembelian ini untuk melindungi area yang banyak ditemukan peninggalan zaman prasejarah. Dari papan informasi di Gua Braholo, diketahui ekskavasi dilakukan pada 1995, dipimpin oleh Prof Truman Simanjuntak dari pusat penelitian arkeologi Nasional Jakarta.

Pada penelitian itu, digali 14 kotak ekskavasi dengan temuan berbagai tembikar sisa biji-bijian, yang sebagian di antaranya terbakar. Hingga sisa fauna yang melimpah.

Penggalian bervariasi mulai 3-7 meter. Ekskavasi dihentikan karena terhalang blog gamping. Pada kedalaman paling bawah belum menunjukkan steril atau masih ditemukan fosil. Ditemukan beberapa tulang manusia. Tiga di antaranya masih utuh, sisanya berupa fragmen.

"Gua Braholo selama ini kesannya tidak terawat padahal nilai temuan prasejarahnya cukup banyak, dan masih berpotensi untuk diteliti dan diamankan," kata Agus.

Dikatakannya, sejumlah temuan di Gua Braholo saat ini tersimpan di sejumlah lokasi termasuk di museum Punung, Pacitan, Jawa Timur; dan Sangiran, Jawa Tengah. Nantinya jika sudah dikelola pemerintah akan dibangun museum dan harapannya semua peninggalan bisa dibawa ke Gunungkidul. "Tanahnya saat ini itu milik satu orang," kata dia.

Kepala Kundha Kabudayan Choirul Agus Mantara mengatakan, anggaran pembelian bukit yang di dalamnya ada Gua Braholo sekitar Rp 3 miliar termasuk tim Appraisal. Saat ini, masih menunggu dari tim appraisal terkait harga tanah di sana.

"Jadi kebetulan Gua Braholo sudah menjadi cagar budaya nasional, dan temuan sangat lengkap akan memberikan sumber keilmuan bagi ilmu pengetahuan," kata dia.

Pihaknya juga merencanakan pembuatan museum di sekitar Gua Braholo, dan harapannya bisa berdampak ekonomi bagi masyarakat.

Perlu diketahui, dalam wawancara pada 2017 lalu di Gua Braholo, dan sudah terbit di Kompas.com, Peneliti dari Pusat Arkeologi Nasional (Arkenas) Thomas Sutikna mengatakan, selama ini penemuan gua Braholo ditempatkan di museum Punung, Pacitan, Jawa Timur.

Untuk itu, pihaknya berharap bisa dibangun museum. "Jika dapat dibangun dan dilengkapi fasilitas di Gua Braholo, dengan begitu keberadaan situs menjadi situs cagar budaya dapat memiliki nilai pendidikan dan membawa kesejahteraan untuk masyarakat," katanya.

Gua Braholo sendiri diketahui ekskavasi pertama kali dilakukan pada 1995 dipimpin oleh Prof Truman Simanjuntak dari pusat penelitian arkeologi Nasional Jakarta. Pada penelitian digali 14 kotak ekskavasi dengan temuan berbagai tembikar sisa biji-bijian, yang sebagian diantaranya terbakar.

Hingga sisa fauna yang melimpah. Penggalian bervariasi mulai 3-7 meter. Ekskavasi dihentikan karena terhalang blog gamping.

Pada kedalaman paling bawah belum menunjukkan steril atau masih ditemukan fragmen. Ekskavasi 1996 sampai 2001 ditemukan berbagai benda dan kerangka manusia. Selain itu, juga ditemukan gigi gajah asia yang usianya diperkirakan 33.000 tahun lalu.

Thomas menyebutkan, manusia tersebut tergolong manusia modern awal atau pada medio 9.000 tahun silam, atau jika dihitung menggunakan metode sekarang, 7.000 tahun Sebelum Masehi.

"Kerangka manusia diperkirakan 9.000 tahun lalu, saat ini disimpan di museum di Punung (Pacitan). Disini istilah yang digunakan bukan manusia purba ya, tetapi merupakan manusia modern pertama,"ucapnya.

Ekskavasi di gua Braholo ini penting, karena saat ini kehadiran manusia modern di Indonesia (homo sapiens) yang tua baru ditemukan di Wajak, Tulungagung, Jawa Timur yang berumur sekitar 40.000 tahun.

Di luar Indonesia, manusia modern awal antara lain ditemukan di Gua Niah (Serawak, Malaysia) yg berumur skitar 45.000 tahun. Di Gua Lene Hara dan Jerimalai (Timor Leste) ditemukan berumur skitar 42.000 sampai 45.000 tahun. Sedangkan di Australia Utara di peroleh umur sekitar 55.000 - 60.000 tahun.

Dengan demikian masih ada kesenjangan umur tentang kapan manusia modern awal hadir di kepulauan Nusantara ini. "Di Australia lebih tua, masalahnya mereka harus melewati Indonesia tetapi dimana, karena tidak mungkin dari Afrika langsung ke Australia. Itu pentingnya Indonesia memiliki peranan penting tentang cikal bakal manusia,"tuturnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/02/28/143636678/hunian-prasejarah-gua-braholo-di-gunungkidul-akan-dibeli-pemerintah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke