Lurah Banyusoco, Damanhuri beberapa waktu lalu mengatakan, letak Padukuhan Kedungwanglu berada di daerah aliran sungai sehingga potensi banjir tidak bisa dihindarkan.
"Air dari Playen, Paliyan dan Wonosari masuk ke Kali Prembutan," kata Damanhuri.
Menurut dia, upaya untuk meninggikan crossway sudah pernah dilakukan namun hal itu tetap tidak membantu saat debit air meninggi. Meski statusnya jalan desa, namun anggaran Kalurahan tidak memungkinkan membangun jembatan.
Sementara, Kepala Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul, Wadiyana menyampaikan pihaknya hari ini melakukan survei lokasi dan sebenarnya sudah beberapa kali diusulkan pembangunan jembatan. Namun belum diterima.
Kemungkinan akan diusulkan kembali dalam APBD 2024 mendatang. Sudah dilakukan kajian beberapa waktu lalu dengan membangun jembatan atau membuat jalan baru.
"Ada dua opsi membangun jembatan dengan lebar 7 meter, dan panjang sekitar 40 meter dengan anggaran Rp6 miliar. Kedua membangun jalan baru dengan panjang 500 meter, tetapi karena tanahnya milik perhutani kemungkinan sulit," kata Wadiyana.
"Untuk APBD Perubahan tahun ini jelas tidak mungkin, karena yang dibangun jembatan butuh proses agak lama," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.