Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Remaja Masjid di Sleman Cabuli 20 Orang Laki-laki, Pelaku Dikenal Sosok Rajin

Kompas.com - 07/02/2023, 16:13 WIB
Wijaya Kusuma,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - AS (28), ketua remaja masjid yang mencabuli 20 orang, semuanya laki-laki, tidak dikenal aneh-aneh di lingkungan sekitarnya di Sleman, DI Yogyakarta.

Pernyataan itu disampaikan oleh dukuh setempat berinisial Z. "Biasa e itu, orangnya normal-normal aja," ujar Z ketika Kompas.com menghubunginya, Selasa (7/2/2023).

Z menceritakan, AS selama ini memang aktif di kegiatan masjid. Kesehariannya yang seperti orang pada umumnya, membuat mereka tak menaruh curiga AS akan melakukan pencabulan.

Baca juga: Korban Pencabulan Ketua Remaja Masjid di Sleman Berjumlah 20 Orang, Semuanya Laki-laki

"Dan itu (AS) sregep (rajin) di masjid. Enggak tahu kalau orangnya seperti itu, jadi di luar kemampuan dan jangkauan kami, karena korban saling diam, tidak menceritakan," urainya.

Perbuatan AS terbongkar, setelah ada satu korban yang berani melaporkan. Awalnya korban bercerita kepada takmir masjid.

"Kemudian yang terakhir ini ada salah satu korban yang bener-bener terteror sehingga berani melapor kepada takmir, kemudian takmir menindaklanjuti, dari kelembagaan dusun juga menindaklanjuti," ucapnya.

Atas perbuatan AS tersebut, kemudian diputuskan untuk dilaporkan ke Polisi. Sehingga AS bisa diproses hukum atas perbuatanya.

"Peristiwa ini itu sudah kasus luar biasa, sehingga diselesaikan dengan proses hukum," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang pria berinisial AS (28) ditangkap polisi karena diduga melakukan tindak pidana pencabulan terhadap anak di bawah umur. Dari informasi yang dihitung polisi, jumlah korban dari AS ada sekitar 20 orang.

Baca juga: Bocah Korban Pencabulan Ketua Remaja Masjid di Sleman Mengalami Trauma

KBO Satreskrim Polresta Sleman, Iptu M Safiudin mengatakan telah meminta keterangan lima orang korban.

"Pengakuan dari tersangka kurang lebih sembilan orang korban," ujar Iptu M Safiudin dalam jumpa pers, Senin (6/2/2023).

Polisi juga telah menghitung korban dari perbuatan AS. Bahkan, jumlahnya melebihi dari pengakuan tersangka AS.

"Namun berdasarkan informasi yang kami hitung kurang lebih 20 korban yang saat ini beberapa korban sudah menginjak dewasa," tuturnya.

Sampai saat ini Polisi masih melakukan pendalaman. Sehingga ada kemungkinan jumlah korban bisa bertambah.

Baca juga: Polisi Gali Keterangan Saksi soal Pria Cabuli Ponakan hingga Hamil di Bima

"Para korban yang tadi saya sebutkan 20 mungkin masih akan berkembang, saat ini masih kami lakukan pendalaman, kami laksanakan penyidikan," urainya.

Safiudin mengungkapkan tersangka AS melakukan perbuatanya sejak tahun 2013. Namun, AS mulai sering melakukan perbuatanya pada tahun 2019.

"Korban (pencabulan AS) laki-laki semua. Dari wilayah yang sama satu kampung," tegasnya.

Tersangka AS melakukan perbuatanya kepada 20 orang korbanya sebagian di lantai 2 masjid. Kemudian sebagian lagi di satu kamar kos.

"Dari 20 korban itu, ada yang sebagian dilakukan di masjid di lantai dua itu, sebagian di kamar kos. Ada yang saat korban tertidur, dan ada yang sudah bangun," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Yogyakarta
Hari Jadi Gunungkidul Berubah dari 27 Mei Menjadi 4 Oktober

Hari Jadi Gunungkidul Berubah dari 27 Mei Menjadi 4 Oktober

Yogyakarta
Jadwal KRL Jogja-Solo 1- 31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo

Jadwal KRL Jogja-Solo 1- 31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo

Yogyakarta
Sakit Setelah Latihan Bela Diri, Mahasiswa di Sleman Meninggal

Sakit Setelah Latihan Bela Diri, Mahasiswa di Sleman Meninggal

Yogyakarta
May Day 2024, Buruh Perempuan di Jateng Tuntut Perlindungan dari Negara

May Day 2024, Buruh Perempuan di Jateng Tuntut Perlindungan dari Negara

Yogyakarta
Cerita Buruh DIY yang Tak Bisa Beli Rumah: Gaji Kecil, Harga Hunian Gila-gilaan

Cerita Buruh DIY yang Tak Bisa Beli Rumah: Gaji Kecil, Harga Hunian Gila-gilaan

Yogyakarta
'May Day', Buruh di Yogyakarta Tuntut Perumahan Murah, Subsidi Transportasi, dan soal Pendidikan

"May Day", Buruh di Yogyakarta Tuntut Perumahan Murah, Subsidi Transportasi, dan soal Pendidikan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Kronologi Demo Warga di Pendapa Bupati Banjarnegara Ricuh, 12 Orang Luka-luka

Kronologi Demo Warga di Pendapa Bupati Banjarnegara Ricuh, 12 Orang Luka-luka

Yogyakarta
Buka Pendaftaran Pilkada, Demokrat Gunungkidul Ingin Ada Calon Perempuan

Buka Pendaftaran Pilkada, Demokrat Gunungkidul Ingin Ada Calon Perempuan

Yogyakarta
Arti 3 Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Trilogi yang Dicetuskan Bapak Pendidikan Indonesia

Arti 3 Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Trilogi yang Dicetuskan Bapak Pendidikan Indonesia

Yogyakarta
Soal Langkah Setelah Pilpres, Mahfud MD: Ya Kita Lihat, Semua Perkembangan Kan Dinamis

Soal Langkah Setelah Pilpres, Mahfud MD: Ya Kita Lihat, Semua Perkembangan Kan Dinamis

Yogyakarta
Soal Tewasnya Brigadir RAT, Mahfud MD: Informasi yang Bisa Dibuka ke Publik Jangan Ditutupi

Soal Tewasnya Brigadir RAT, Mahfud MD: Informasi yang Bisa Dibuka ke Publik Jangan Ditutupi

Yogyakarta
Cerita Perjalanan Karier, Mahfud MD: Ikut Pilpres Kalah, Ya Sudah 'Move On'

Cerita Perjalanan Karier, Mahfud MD: Ikut Pilpres Kalah, Ya Sudah "Move On"

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com