Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pimpinan UNY Minta Klarifikasi Penulis "Thread" Twitter Kisah Mahasiswi yang Meninggal saat Perjuangkan UKT

Kompas.com - 17/01/2023, 17:14 WIB
Wijaya Kusuma,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) bakal memanggil Rachmad Ganta Semendawai, penulis thread (utas) Twitter tentang seorang mahasiswi yang meninggal setelah berjuang menurunkan Uang Kuliah Tunggal (UKT) untuk klarifikasi.

Rachmad merupakan teman almarhum RNF atau R. Melalui akun twitternya, Rachmad menulis thread kisah perjuangan temanya tersebut dalam membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT).

RNF atau R diketahui meninggal dunia pada 9 Maret 2022 lalu karena sakit.

Baca juga: Kesaksian Mahasiswa UNY Kesulitan Bayar UKT, Kerja Sampingan Jadi Buruh hingga Jual Sapi

Terkait hal tersebut, pimpinan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) telah bertemu dengan Rachmad Ganta Semendawi.

"Pimpinan UNY sudah bertemu dengan Saudara Rahmat Ganta Semendawi untuk klarifikasi," ujar Staf Ahli Bidang Hukum Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Anang Priyanto dalam keterangan tertulis, Selasa (17/01/2023).

Anang mengatakan di dalam pertemuan itu, Rachmad Ganta Semendawi menjelaskan tulisanya di media sosial tidak menyatakan penyebab meninggalnya RNF atau R karena depresi saat sedang mengurus penurunan UKT.

"Saudara Ganta menyampaikan bahwa dalam tulisan di medsos pribadinya tidak pernah menyatakan bahwa penyebab meninggalnya Saudari Riska karena depresi saat sedang mengurus penurunan UKT. Saudara Genta sudah dan akan melakukan klarifikasi tentang hal tersebut," tuturnya.

Anang menyampaikan, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berkomitmen untuk membantu mahasiswa yang memiliki kendala secara ekonomi dalam penyelesaian studi, sesuai prosedur dan data-data yang valid/terverikasi.

UNY bersifat terbuka atas masukan, saran, dan kritik serta berkomitmen melakukan peningkatan layanan dan tata kelola dengan mengutamakan transparansi dan akuntabilitas.

Baca juga: Kronologi Meninggalnya Mahasiswi UNY di Tengah Perjuangan Mahalnya UKT

"UNY menyediakan sarana atau media untuk penyampaian data atau informasi berkaitan dengan layanan, termasuk tentang UKT dan jika dipandang sangat perlu bisa langsung disampaikan kepada rektor," tegasnya.

Selain itu, UNY tidak akan melacak komentar kritikan yang disampaikan di media sosial. Namun, diharapkan kritik di sampaikan melalui media yang tersedia dan dilengkapi data.

"Pimpinan tidak ada intruksi untuk melacak komentar miring, sangat berharap kritik dan catatan (dilengkapi data/bukti) disampaikan melalui saluran media yang tersedia atau jika dirasa tidak mendapat tanggapan semestinya, bisa langsung disampaikan ke Bapak Rektor," tandasnya.

Sementara itu di tempat berbeda, Rachmad Ganta Semendawai membenarkan jika telah bertemu dengan pimpinan rektorat UNY.

Baca juga: Mahasiswi UNY Perjuangkan Keringanan UKT Meninggal Saat Cuti Kuliah, Rektor: Belum Tentu karena Mikir UKT

"Panggilan itu tidak penting, saya hanya diminta klarifikasi dan nyatanya tidak ada yang bisa digugat dari thread saya," ucapnya.

Ganta menegaskan, saat ini jauh lebih penting adalah nasib para mahasiswa yang UKT-nya tidak sesuai dengan kondisi riil ekonomi orangtuanya. Permasalahan ini jauh lebih penting karena belum ada penyelesaian.

"Ada 1.000 lebih mahasiswa yang mengalami UKT yang tidak sesuai dengan kemampuan bayarnya. Itu jauh lebih penting daripada pemanggilan saya," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Yogyakarta
Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Yogyakarta
Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Yogyakarta
Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Yogyakarta
Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Yogyakarta
Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Yogyakarta
Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com