KULON PROGO, KOMPAS.com-Sebuah lampion kertas bertuliskan "Make a wish 2023 : menjadi yang terbaik dalam keluarga, lulus tiga tahun, punya mobil dan motor”.
Seorang mahasiswa asal Bandung, Jawa Barat, lantas menerbangkan lampion itu ke langit Kalurahan Pendoworejo, Kapanewon Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai 23.55 WIB.
Mahasiswa bernama Ratu itu mengaku ini jadi doa dan niat memasuki tahun yang baru.
“Harapan ke depan. Biar cepat lulus, dimudahkan semua urusan. Tenang kuliah dan bisa mewujudkan cita-cita,” kata Ratu di rumah makan Kopi Ingkar Janji di Pedukuhan Tileng, Pendoworejo, Sabtu (31/10/2022).
Baca juga: Belajar Sejarah dan Astronomi di Petilasan Pangeran Diponegoro di Kaki Bukit Menoreh
Menerbangkan lampion bersama melambungkan harapan, menjadi puncak wisata Ratu bersama tiga anggota keluarganya.
Dari Bandung, mereka sengaja ke Yogyakarta untuk merayakan pergantian tahun. Mereka tiba sejak Jumat (30/12/2022) dan berencana pulang ke Bandung, Minggu (1/1/2023).
Selama di Jogja, mereka sudah menikmati keramaian Malioboro, mampir ke Taman Sari milik keraton, dan belanja produk Jogja. Puncaknya dengan melewati pergantian tahun di Bukit Menoreh.
“Saat lewat di jalan melihat banner bertuliskan acara 1.000 lampion, maka memilih ke sini,” kata Ratu.
Baca juga: Tanah Tandus Lereng Bukit Menoreh Diubah Jadi Kebun Kelengkeng, Pemuda Desa Rayakan Panen Perdananya
Lampion menarik untuk menaikkan harapan. Ia lantas menulis harapan pada kertas lampion sebagai pemantik semangat diri sendiri untuk mewujudkannya.
“Mengharap agar bisa menggapai semua yang diinginkan,” kata Ratu.
Sejak mendapati kabar di Instagram, mereka merencanakan melewati pergantian tahun sambil menikmati acara menerbangkan lampion.
Lina bahkan sudah menyiapkan spidol permanen untuk menulis doa dan harapannya di sana.
Ia menulis doa agar kesuksesan bisa diraih pada tahun yang baru. Lebih dari itu, keduanya mengharapkan hubungan ini berlanjut hingga jenjang rumah tangga.
“Banyak informasi terkait perayaan di media sosial. Lalu ketemu rencana menerbangkan lampion di IG. Kami pun mau merayakan Happy New Year dengan lampion,” kata Lina.
“Harapannya, ini sudah dua tahun (pacaran). Semoga langgeng,” kata Lina.
Lampion Ratu dan Lina membumbung ke langit bersama ratusan lampion yang sudah lebih dulu mengudara ke langit di atas Bukit Menoreh.
Lampion mereka mengudara mengiring detik-detik pergantian tahun dari 31 Desember 2022 ke 1 Januari 2023.
Manajer Kopi Ingkar Janji, Muhamad Arif Ridho mengungkapkan, pihaknya sengaja menggelar acara ini sebagai perayaan menyambut hadirnya tahun yang baru.
Dipilih menerbangkan lampion lantaran sering dikaitkan dengan menaikkan harapan baik di tahun berikutnya.
Resolusi jamak pada kebanyakan orang sebelum pergantian tahun yang baru. Orang menaikkan syukur dan doa untuk kehidupan yang lebih baik di tahun berikutnya.
Karenanya, acara dikemas untuk tetap optimis saat memasuki tahun yang baru.
"Isu adanya krisis dan resesi tahun depan. Kita tetap menyambutnya (optimis) dengan menaikkan doa dan harapan akan hal yang baik," kata Arif.
Baca juga: Banjir Disertai Tanah Longsor Bukit Menoreh di Plampang II, Lima Kepala Keluarga Sempat Mengungsi
Lampion yang diterbangkan terbuat dari kertas yang dibingkai kawat. Lampion diterbangkan dengan bahan bakar parafin.
Ketika bahan bakar menyala, lampion terisi udara dan melayang ke atas.
Penari lokal dan musik digelar untuk menemani dan menghilangkan suntuk dan kantuk, juga bosan menunggu detik pergantian tahun.
Pengunjung rumah makan semakin memadat jelang tengah malam. Arif mengungkapkan, lebih dari 600 lampion sudah terbeli.
Lampion kemudian dilepas pukul 23.55 WIB. Lampion diperkirakan mengudara sekitar lima menit hingga ketinggian 100 meter.
Baca juga: Banjir Disertai Tanah Longsor Bukit Menoreh di Plampang II, Lima Kepala Keluarga Sempat Mengungsi
Langit Bukit Menoreh semarak oleh lampion warna warni yang mengudara malam tahun baru.
RM Kopi Ingkar Janji berdiri tahun 2020. Tidak sendiri, banyak rumah makan lain di pinggir jalan raya lereng Bukit Menoreh pada Pedukuhan Tileng, Pendoworejo. Jalan itu berkembang jadi kawasan kuliner.
Tempat-tempat usaha itu tumbuh di sana dengan berlatarkan bukit yang hijau, hampar sawah berundak seperti Ubud Bali dan panorama dari ketinggian.
Tidak sulit mendatangi lokasi ini. Sekitar 30 Km atau berkendara satu jam dari Tugu Jogja atau 16 Km dari alun-alun Wates setara berkendara 30 menit menuju ke sana. Setiap akhir pekan, ribuan orang berkunjung ke kawasan ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.