Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanah Tandus Lereng Bukit Menoreh Diubah Jadi Kebun Kelengkeng, Pemuda Desa Rayakan Panen Perdananya

Kompas.com - 03/10/2022, 15:53 WIB
Dani Julius Zebua,
Khairina

Tim Redaksi

 

KULON PROGO, KOMPAS.com - Warga mengenal dataran tinggi ini sebagai bukit Gunung Cekel di Pedukuhan Sambeng, Kalurahan Hargorejo, Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Cuacanya agak sejuk khas Bukit Menoreh awal musim hujan.

Gunung Cekel banyak ditanami pohon keras, utamanya jati dan pohon kelapa.

Tetapi, di sebuah lereng curam Sambeng, tepatnya di RT 34, situasinya berbeda sendiri. Tampak berbaris rapi pohon buah yang tingginya hanya sekitar dua meter. Pohon kelengkeng itu menyolok karena berbuah lebat siap panen.

Baca juga: Lansia Tewas Tergeledak di Jalanan Kulon Progo, Diduga Korban Tabrak Lari

“Berdasarkan data kami, produktivitas di awal panen ini minimal 20 kilogram per batang (panen per dana per pohon). Seiring usia, tergantung pemupukan hingga perawatan dan perlakuan yang baik terus menerus maka akan bisa lebih 100 kilogram per batang,” kata C. Beni Krisanto, koordinator pengelola lahan, Senin (3/10/2022).

Ada sedikitnya 72 pohon di kemiringan tanah ini. Sebagian pohon terlihat buahnya yang bergerombol-gerombol menggantung dengan kulit halus dan berwarna cokelat merata. Aroma kelengkeng menguar di sana.

Sebagian pohon tampak baru mulai tumbuh buahnya. Beberapa yang lain baru berbunga.

Para petani mengembangkan kelengkeng itu dengan cara booster atau diberi perangsang bunga dan buah. Cara ini membuat pohon bisa berbuah secara bergiliran sepanjang waktu, tidak hanya satu tahap saja.

Setiap 12 pohon bergantian di-booster sehingga hasilnya bisa terus berkelanjutan. Kelengkeng ini tidak pengaruh musim, namun tergantung suplai air dan perawatan. “Kita setting bisa setiap bulan ada,” kata Beni

“Sehingga ketika ada yang mau beli selalu ada buah,” kata Beni.

Baca juga: Kisah Napi Wanita Asuh dan Susui Bayinya di Dalam Penjara, Dibantu Napi Lansia Urus Buah Hati

Dengan kelengkeng itu, maka lengkaplah lahan yang dikelola Beni dan kawan-kawan.

Kelengkeng menjadi pohon yang berbuah awal di kebun Beni. Di sana mereka menanam pohon durian, pohon alpukat, pohon lemon dan jambu kristal. Totalnya lebih dari 360 batang.

Dengan panen perdana kelengkeng yang berhasil, Beni meyakini kawasan itu bisa menjadi eduwisata atau tempat berwisata sekaligus belajar tentang perkebunan buah di masa depan. Beni menamainya RoJo Green Farm (RGF), yang diambil dari nama keluarganya di desa.

Beni berniat mengembangkan pertanian buah itu yang nantinya bisa melibatkan warga sekaligus percontohan bagi perkebunan buah di perbukitan.

Lahan tandus

Kebun RGF awalnya adalah lahan satu hektar yang terbengkalai dan tandus sejak 2002. Lahan dipenuhi semak belukar dan bambu liar.

Memang tumbuh pohon singkong, namun bukan intensifikasi atau penanaman skala besar dalam mengolah lahan yang ada.

Halaman:


Terkini Lainnya

Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Yogyakarta
Ada Kades yang Ikut Penjaringan Bacawabup di Partai Golkar, Apdesi Bantul Minta Anggotanya Netral

Ada Kades yang Ikut Penjaringan Bacawabup di Partai Golkar, Apdesi Bantul Minta Anggotanya Netral

Yogyakarta
Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Yogyakarta
Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Yogyakarta
Tak Mau 'Snack Lelayu' Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Tak Mau "Snack Lelayu" Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Yogyakarta
Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Yogyakarta
Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Yogyakarta
Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Pelihara Buaya dari Sekecil Tokek Kini 2 Meter, Pemilik Ngeri dan Serahkan ke BKSDA Yogyakarta

Pelihara Buaya dari Sekecil Tokek Kini 2 Meter, Pemilik Ngeri dan Serahkan ke BKSDA Yogyakarta

Yogyakarta
Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Yogyakarta
Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Yogyakarta
Soal Gugatan 'Snack Lelayu', KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Soal Gugatan "Snack Lelayu", KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Yogyakarta
Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com