YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyiapkan jalur alternatif untuk mengurai kemacetan.
Kepala Dishub DIY Ni Made Dwi Panti Indrayanti menjelaskan, Dishub DIY telah melakukan pendataan jalur-jalur alternatif yang dapat dilalui oleh wisatawan yang akan berkunjung ke DIY.
Made menambahkan, jalur-jalur alternatif ini dapat digunakan untuk mengurai kemacetan yang ada ada di 4 jalur utama seperti Jalan Wates-Yogyakarta, Sleman Tempel, Yogyakarta-Prambanan, Yogyakarta-Wonosari.
"Jalur-jalur itu yang dilewati oleh wisatawan yang ke Yogyakarta," kata Made, Jumat (23/12/2022).
Made membeberkan terdapat berbagai jalur alternatif yang bisa dimanfaatkan oleh para wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta.
Kendaraan akan menuju Kulon Progo tidak harus masuk melalui Jalan Wates-Yogyakarta tetapi bisa melalui jalur alternatif yakni di ruas Tegalsari Siluwuk, ruas Sentolo-Dekso-Klangon, Ruas Temon-Troya-Brosot, Ruas JJLS Jalan Nasional-Congot-Brosot, dan Jembatan Timbang Kuaru.
"Untuk ke Kulon Progo tidak perlu melalui Jalan Wates," katanya.
Baca juga: Pemkot Yogyakarta Pastikan Tak Ada Acara Khusus di Malioboro Saat Malam Tahun Baru 2023
Sementara, untuk kendaraan yang menuju Gunungkidul dapat melalui jalur ruas Dlingo-Dodogan-Playen, Wonosari-Karangmojo-Semin, Sambipitu-Sambirejo, dan JJLS Panggang-Rongkop.
Jalur alternatif Sleman bisa melalui ruas Tempel-Pakem-Cangkringan-Kalasan, tidak harus melalui jalur utama di Jalan Magelang.
Lalu, ruas Klangon-Godean-Tempel, ruas Melati-Balangan-Dekso, ruas Denggung-Beksi, ruas Kuroulon-Johonalang, Ruas Prambanan-Piyungan, Klangon-Sedayu-Minggir-Tempel.
Menurut Made, jalur alternatif di Bantul seperti di Sampaan-Singosaren-Barongan-Palbapang, ruas Brosot-Srandakan-Bantul, ruas Sedayu-Pandak-Imogiri-Mangunan-Dlingo-Siluk-Panggang.
"Untuk jalur rawan longsor ada di beberapa lokasi seperti di Piyungan, Jogja-Wonosari-Patuk, Pracimantoro-Rongkop, Dekso, Muntilan, Samigaluh, Temon, Panggang. Alhamdulillah Natal ini bisa dilewati (Piyungan). Kalau kendaraan terlalu banyak akan dilakukan pembatasan," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.