Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ngayogyazz Kembali Digelar, Usung Tagline "Kena Jazz-e, Tetep Bening Banyune"

Kompas.com, 18 November 2022, 05:00 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Gelaran Festival Jazz Ngayogjazz kembali hadir. Usai dua tahun diadakan secara daring karena pandemi, pada tahun 2022 ini Ngayogjazz hadir dan dapat disaksikan secara langsung.

Tahun ini, Ngayogjazz digelar di Padukuhan Cibuk Kidul, Kalurahan Margoluwih, Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta (DIY) pada 19 November 2022.

Baca juga: Digelar secara Daring, Ngayogjazz 2021 Jadi Ruang Ekspresi Musisi Jazz di Tengah Pandemi

Sekretaris Dinas Pariwisata DI Yogyakarta, Anita Verawati menyambut baik di gelarnya Ngayogjazz 2022.

Jazz identik dengan kalangan tertentu. Namun, dengan hadirnya Ngayogjazz, musik jazz bisa dinikmati oleh semua kalangan masyarakat.

"Biasanya jazz ini identik dengan kalangan tertentu. Dengan Ngayogjazz ternyata jazz ini bisa milik semuanya, semua masyarakat, enggak cuma di DIY, tapi nasional Indonesia dan ternyata luar negeri juga," ujar Sekretaris Dinas Pariwisata DI Yogyakarta, Anita Verawati dalam jumpa pers Ngayogjazz 2022 di The Alana Yogyakarta Hotel, Kamis (17/11/2022).

Ngayogjazz 2022 yang digelar secara luring, lanjut Anita Verawati, diharapkan dapat mengerakan kembali pariwisata. Termasuk berdampak positif bagi perekonomian warga masyarakat.

"Saya harap ini menggerakan kembali pariwisata dan perekonomian di Daerah Istimewa Yogyakarta secara umum dan di daerah Cibuk Kidul secara khusus," urainya.

Setiap penyelenggaraanya, Ngayogjazz selalu mengangkat suatu tagline. Pada tahun 2022 ini, Ngayogjazz mengusung tagline "Kena Jaaz-e, Tetep Bening Banyune"

Tagline ini diambil dari falsafah Jawa "Kena Iwak-e, Tetep Bening Banyune" yang artinya menangkap ikan tapi jangan membuat keruh airnya.

Falsafah ini kontekstual di jaman sekarang ini. Di mana manusia terkadang khilaf hanya mementingkan diri sendiri, merugikan orang lain bahkan lingkungan sekitar.

"Semoga nanti seperti filosofinya. Semoga Ngayogjazz sukses dan tetap bening banyune apapun keadaanya," ucapnya.

Baca juga: Ngayogjazz 2021 Digelar di Sleman, Pengunjung Dibatasi 1.000 Orang

Kekhasan dari Ngayogjazz adalah menghadirkan musik jazz di tengah di desa dengan segala kearifan lokalnya. Tahun ini, Padukuhan Cibuk Kidul, Kalurahan Margoluwih, Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta (DIY) menjadi lokasi penyelenggaraan festival musik Ngayogjazz.

Kehadiran di tengah desa, menjadikan Ngayogjazz bukan hanya sekedar konser. Namun gelaran Ngayogjazz menjadi peristiwa budaya yang penuh nilai.

Perwakilan warga Cibuk Kidul, Kalurahan Margoluwih, Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman, Widodo menjelaskan wilayahnya merupakan desa wisata yang memiliki banyak potensi.

"Banyak potensi-potensi di Cibuk Kidul, terutama wisata edukasi mina padi," ucapnya.

Cibuk Kidul merupakan wilayah dengan sumber air yang melimpah yang dimanfaatkan warga untuk pertanian dan kolam ikan. Sehingga seirama dengan tagkline Ngayogjazz 2022.

"Itu kenapa tema Ngayogjazz kali ini adalah Kena Jaaz-e, Tetep Bening Banyune.  Nah ini memang seperti karakter dipadukuhan Kami, dimana potensi dari Mina Padi itu ada pertanian, lalu ada potensi ikan, ada ikan Nila, Koi," urainya.

Selain musik dan kesenian tradisional, terdapat pula pasar jazz. Masyarakat sebagai tuan rumah akan menghadirkan berbagai kuliner khas hingga produk kerajinan. Sehingga dengan adanya pasar jazz ini dapat turut memajukan UMKM.

"Di kami ada produk-produk khas Padukuhan Cibuk Kidul, salah satunya dawet nila, produk lainya ada onde-onde nila, ada kripik belut. Silahkan, monggo nanti bisa mencicipi saat Ngayogjazz," tuturnya.

Sementara itu Board Ngayogjazz, Aji Wartono mengatakan di penyelenggaraan kali ini terdapat enam panggung.

Tahun ini, setiap panggung dinamai dengan nama-nama ikan di antaranya panggung Sepat, panggung Wader, panggung Tawes, dan panggung Cetul.

"Kita ada enam panggung. Lima panggung untuk musik dan satu panggung untuk musik dan juga tradisi," ungkapnya.

Ngayogjazz 2022 ini akan diramaikan dengan penampilan antara lain dari Barry Likumahuwa Jazz Connection, NonaRia x Dua Empat, Monita Tahalea, Kua Etnika ft Bonita.

Sedangkan musisi dari luar negeri yang akan tampil antara lain, SanDrums x Sri Hanuraga ft Rodrigo Parejo (Spanyol), NJJO & Maarten Hogenhuis (Belanda) dan Gaga Gundul (Pemai - Prancis dan Gayam 16- Indonesia). Akan tampil pula, komunitas-komunitas jazz se nusantara.

"Dulu kita hanya mengundang 12 komunitas tahun ini ternyata sudah 18 komunitas di luar Yogya. Kita berharap nanti Ngayogjazz ini ya menjadi semacam pertemuan semua komunitas musik jazz di seluruh Indonesia kalau bisa, karena hari ini ada dari Kalimantan datang, Lampung, Jawa Timur," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Yogyakarta
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau