YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman mempertemukan wali murid berinisial DES dengan pihak sekolah SDN Purwomartani.
Pertemuan ini untuk menyelesaikan peristiwa dugaan intimidasi yang dialami oleh DES seorang wali murid SDN Purwomartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman.
Mediasi ini digelar di Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman. Hadir dalam mediasi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, kepala sekolah, wali murid berinisial DES dan komite sekolah. Wali murid berinisial DES hadir dengan didampingi oleh dua orang.
Baca juga: Dapat Intimidasi karena Meneruskan Pesan di Grup WA, Wali Murid SDN di Sleman Lapor ke Ombudsman
Pendamping DES, Yuliani yang juga sebagai Ketua Persatuan Orang Tua Peduli Pendidikan mengatakan pertemuan digelar untuk klarifikasi.
"Pertemuan pagi ini hanya klarifikasi ya, dari dua belah pihak," ujar Pendamping DES, Yuliani saat ditemui usai pertemuan di Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Kamis (3/11/2022).
Yuliani menyampaikan, di dalam pertemuan mengajukan dua poin tututan. Sehingga dirinya belum bersedia menandatangani kesepakatan.
"Saya belum mau menandatangani kesepakatan, karena saya masih punya tuntutan dua. Untuk diganti PJ (kepala sekolah) nya supaya kondusif dan komitenya," ucapnya.
Baca juga: Ada Dugaan Intimidasi Wali Murid di Sleman, Dinas Pendidikan Akan Mediasi dengan Kepsek
Menurut Yuliani, ketua komite di sekolah tersebut sudah menjabat cukup lama yakni selama 15 tahun. Selain itu, anak dari ketua komite juga sudah tidak bersekolah di SDN tersebut.
"Komitenya sudah 15 tahun dan sudah tidak punya anak di situ, di dalam undang-undangnya hanya tiga tahun. Supaya lebih kondusif," urainya.
Selain itu, Yuliani meminta Dinas Pendidikan agar menjamin anak dari DES bisa tetap sekolah dengan nyaman dan tidak ada gangguan.
"Saya minta Bapak Kepala Dinas Pendidikan untuk menjaga putra putrinya (Ibu DES), jangan sampai diintimidasi juga," jelasnya.
Yuliani mengungkapkan, saat ini sedang proses pendampingan untuk mengembalikan psikis dari DES.
"Mohon doanya saya bisa mendampingi psikisnya, sehingga Dia bisa seperti semula. Soal psikis ini memang tidak mudah, Dia sampai dingin, ketakutan, tadi dia mau menyampaikan saja tidak berani," ucapnya.
Terkait dengan proposal pembangunan sarana dan prasarana sekolah, Yuliani meminta agar dibatalkan. Sebab proposal tersebut sudah menjadi polemik.
"Menurut saya karena sudah menjadi polemik yang tidak baik seharusnya dicabut, dibatalkan. Menunggu nanti kepala sekolah yang baru, dibicarakan dulu dan itu sifatnya tidak mengikat, bagi yang tidak menyumbang pun tidak bermasalah dan tidak boleh diintimidasi," tegasnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.