Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman Ery Widaryana menuturkan pertemuan dua pihak ini untuk menyelesaikan permasalahan.
"Hari ini kami mempertemukan dua pihak, biar permasalahan ini segera selesai tidak terjadi miskomunikasi lagi. Karena kita ingin jangan sampai hal ini mengganggu pembelajaran anak-anak," ujar Ery Widaryana.
Ery menyampaikan terkait dengan proposal pembangunan sarana dan prasarana sekolah ditangguhkan terlebih dulu.
"Intinya masyarakat orang tua itu boleh menyumbang, namanya boleh atau dapat sehingga tidak mengikat dan seandainya tidak menyumbang pun tidak apa-apa. Jadi digunakan secara transparan dan itu memang harus dimusyawarahkan," jelasnya.
Pembelajaran di SDN, lanjut Ery, diharapkan berjalan dengan normal. Kemudian Ery juga menjamin anak dari DES belajar seperti biasa dan mendapatkan pelayanan yang sama dengan siswa yang lain.
"Pembelajaran pulih kembali dan putra-putrinya (DES) juga kita jamin. Pasti mendapatkan pelayanan yang sama dengan teman yang lain," tegasnya.
Ery mengungkapkan, untuk kepala sekolah memang akan diganti. Saat ini tinggal menunggu prosesnya saja.
Menurut Ery kalau PJ kepala sekolah langsung diganti akan kerepotan karena kaitannya akhir tahun yang harus membuat laporan pertanggungjawaban dana BOS dan lain-lain.
"Untuk yang kepala sekolah PJ memang kami enggak usah dituntut pasti akan kita ganti, kita tinggal menunggu saja. Ini kan banyak sekolah SD di Sleman itu yang kosong (kepala sekolah) kita sudah mengusulkan ke bupati, nanti begitu palantikan pasti ganti," urainya.
Mengenai komite sekolah, tambah Ery, akan dikoordinasikan. Sebab, komite kewenangan dari sekolah.
"Komite nanti kita koordinasikan, itu kalau memang sudah tidak memenuhi syarat ya kita mohon sekolah yang mengganti karena itu kewenangan sekolah. Tapi akan kita sampaikan," ucapnya.
Sementara itu, PJ Kepala Sekolah SDN Purwomartani Lasini menyampaikan permohonan maaf kepada orang tua siswa. Peristiwa yang terjadi, menjadi pembelajaran.
"Jika dianggap salah, kami mengakui dan minta maaf. Kami tidak akan mengulangi lagi, ini menjadi pembelajaran kami," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang wali murid salah satu SDN di Kalasan, Kabupaten Sleman berinisial DES diduga mendapat tindakan intimidasi.
DES diduga mendapatkan intimidasi setelah bertanya dengan meneruskan pesan yang diterimanya dari orang tidak dikenal terkait proposal pembangunan sarana prasarana sekolah senilai Rp 300 juta di WhatsApp grup (WAG) paguyuban sekolah.
Wali murid ini kemudian melaporkan apa yang dialaminya ke Ombudsman RI perwakilan DI Yogyakarta (DIY) pada Senin (31/10/2022).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.