YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Tragedi Kanjuruhan Malang menjadi duka bangsa Indonesia. Sebanyak 131 orang, yang merupakan pendukung Arema, Aremania, meninggal dalam insiden akhir pekan kemarin.
Tragedi ini menjadi pemicu kesadaran dan kedewasaan suporter di Tanah Mataram. Malam kemarin, berbagai kelompok suporter yakni Pasoepati (Persis Solo), Brajamusti (PSIM Yogyakarta), The Maident (PSIM Yogyakarta), Paser Bumi (Persiba Bantul), Brigata Curva Sud dan Slemania (PSS Sleman) berkumpul bersama di Stadion Mandala Krida.
Berkumpulnya wadah suporter yang memiliki rivalitas tinggi di kancah sepakbola nasional ini untuk mendoakan para korban tragedi Kanjuruhan, Malang.
Baca juga: Sepakat Damai Suporter Persis-PSIM hingga Persija-Persib di Mandala Krida
Sore menjelang petang, suporter dari berbagai penjuru masuk ke area Kota Yogyakarta, saat petang Mandala Krida dipenuhi oleh ribuan suporter dari berbagai daerah.
Mereka kebanyakan menggunakan pakaian gelap dengan berkalungkan syal atribut tim kebanggannya. Mandala Krida malam itu penuh warna, biru, hijau, merah, hitam, oranye berkumpul menjadi satu guna mendoakan korban tragedi Kanjuruhan Malang.
Dulu suporter ini memiliki tensi tinggi dalam rivalitas, malam kemarin mereka menanggalkan ego masing-masing. Saling membuka pintu maaf. Tujuannya satu, damai, dan tak ada lagi tragedi Kanjuruhan terulang.
Para suporter datang berkumpul di lokasi parkir Mandala Krida Yogyakarta, tak lama kemudian acara dimulai dan doa bersama dipanjatkan. Bagi umat muslim juga menjalankan salat ghaib untuk korban tragedi Kanjuruhan Malang.
Ribuan lilin dinyalakan di halaman parkir Stadion Mandala Krida, para suporter yang tidak bisa masuk ke halaman parkir menyalakan lilin di jalanan.
Setelah berdoa bersama mereka menyanyikan lagu Indonesia Pusaka disambung dengan yel-yel masing-masing suporter.
Baca juga: Bupati, Polisi, TNI hingga Suporter di Pemalang Gelar Doa Bersama Tragedi Kanjuruhan
Suporter Pasoepati, Ifan Yoga Pratama mengapresiasi digelarnya doa bersama untuk korban tragedi Kanjuruhan, Malang. Tak hanya menggelar doa bersama, ini menjadi momen penting bagi ketiga suporter untuk berdamai.
"Wis tidak ada lagi geger-geger (sudah tidak ada lagi ketibutan). Kita buka lembaran baru, pokoknya suporter itu satu untuk Indonesia," katanya ditemui di Mandala Krida, Selasa (4/10/2022).
Ia mengungkapkan rasa duka cita atas peristiwa yang terjadi di Kanjuruhan Malang, dia berharap kejadian seperti ini tak lagi terulang ke depannya.
"Kejadian kemarin jadi yang terkahir jangan lagi ada korban. Jangan ada ibu yang nangis gara-gara kehilangan anaknya. Pokoknya Jogja, Solo, Sleman jadi siji (jadi satu)," ujar dia.
Salah satu Brigata Curva Sud Muhammad Ilham mengungkapkan, hal ini menjadi pengalaman pertama baginya bisa menggunakan jersey PSS Sleman di Kota Yogyakarta dengan aman dan nyaman.
"Semoga saja persaudaraan ini tidak pernah putus. Kalau dari dulu jan enak. Namanya akur saling bersaudara saling merangkul kan enak tanpa ada hilangnya nyawa," katanya.
Baca juga: Aliansi Suporter PSM di Parepare Nyalakan Blitz Hape Bertuliskan Arema sebagai Bentuk Belasungkawa
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.