Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Damai di Bumi Mataram, Rivalitas DI Yogyakarta-Solo Melebur di Stadion Mandala Krida Doakan Korban Kanjuruhan Malang

Kompas.com - 05/10/2022, 08:40 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Tragedi Kanjuruhan Malang menjadi duka bangsa Indonesia. Sebanyak 131 orang, yang merupakan pendukung Arema, Aremania, meninggal dalam insiden akhir pekan kemarin.

Tragedi ini menjadi pemicu kesadaran dan kedewasaan suporter di Tanah Mataram. Malam kemarin, berbagai kelompok suporter yakni Pasoepati (Persis Solo), Brajamusti (PSIM Yogyakarta), The Maident (PSIM Yogyakarta), Paser Bumi (Persiba Bantul), Brigata Curva Sud dan Slemania (PSS Sleman) berkumpul bersama di Stadion Mandala Krida.

Berkumpulnya wadah suporter yang memiliki rivalitas tinggi di kancah sepakbola nasional ini untuk mendoakan para korban tragedi Kanjuruhan, Malang.

Baca juga: Sepakat Damai Suporter Persis-PSIM hingga Persija-Persib di Mandala Krida

Sore menjelang petang, suporter dari berbagai penjuru masuk ke area Kota Yogyakarta, saat petang Mandala Krida dipenuhi oleh ribuan suporter dari berbagai daerah.

Mereka kebanyakan menggunakan pakaian gelap dengan berkalungkan syal atribut tim kebanggannya. Mandala Krida malam itu penuh warna, biru, hijau, merah, hitam, oranye berkumpul menjadi satu guna mendoakan korban tragedi Kanjuruhan Malang.

Dulu suporter ini memiliki tensi tinggi dalam rivalitas, malam kemarin mereka menanggalkan ego masing-masing. Saling membuka pintu maaf. Tujuannya satu, damai, dan tak ada lagi tragedi Kanjuruhan terulang.

Para suporter datang berkumpul di lokasi parkir Mandala Krida Yogyakarta, tak lama kemudian acara dimulai dan doa bersama dipanjatkan. Bagi umat muslim juga menjalankan salat ghaib untuk korban tragedi Kanjuruhan Malang.

Ribuan lilin dinyalakan di halaman parkir Stadion Mandala Krida, para suporter yang tidak bisa masuk ke halaman parkir menyalakan lilin di jalanan.

Setelah berdoa bersama mereka menyanyikan lagu Indonesia Pusaka disambung dengan yel-yel masing-masing suporter.

Baca juga: Bupati, Polisi, TNI hingga Suporter di Pemalang Gelar Doa Bersama Tragedi Kanjuruhan

Suporter Pasoepati, Ifan Yoga Pratama mengapresiasi digelarnya doa bersama untuk korban tragedi Kanjuruhan, Malang. Tak hanya menggelar doa bersama, ini menjadi momen penting bagi ketiga suporter untuk berdamai.

"Wis tidak ada lagi geger-geger (sudah tidak ada lagi ketibutan). Kita buka lembaran baru, pokoknya suporter itu satu untuk Indonesia," katanya ditemui di Mandala Krida, Selasa (4/10/2022).

Ia mengungkapkan rasa duka cita atas peristiwa yang terjadi di Kanjuruhan Malang, dia berharap kejadian seperti ini tak lagi terulang ke depannya.

Suporter dari berbagai kelompok berkumpul di Mandala Krida doakan korban tragedi Kanjuruhan, Malang, Selasa (4/10/2022)KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO Suporter dari berbagai kelompok berkumpul di Mandala Krida doakan korban tragedi Kanjuruhan, Malang, Selasa (4/10/2022)

"Kejadian kemarin jadi yang terkahir jangan lagi ada korban. Jangan ada ibu yang nangis gara-gara kehilangan anaknya. Pokoknya Jogja, Solo, Sleman jadi siji (jadi satu)," ujar dia.

Salah satu Brigata Curva Sud Muhammad Ilham mengungkapkan, hal ini menjadi pengalaman pertama baginya bisa menggunakan jersey PSS Sleman di Kota Yogyakarta dengan aman dan nyaman.

"Semoga saja persaudaraan ini tidak pernah putus. Kalau dari dulu jan enak. Namanya akur saling bersaudara saling merangkul kan enak tanpa ada hilangnya nyawa," katanya.

Baca juga: Aliansi Suporter PSM di Parepare Nyalakan Blitz Hape Bertuliskan Arema sebagai Bentuk Belasungkawa

"Semoga persudaraan klub di Yogyakarta langgeng. Saya nggak mau pecah belah lagi terjadinya korban nyawa lagi nggak mau. Kejadian di Malang cukup 1 kali dan terakhir," kata dia.

Hal serupa juga diungkapkan suporter dari Brajamusti Rizki Pradana ia berharap dengan damainya tiga suporter ini tidak ada lagi cekcok di jalan raya.

"Guyub sek penting seneng, sak teruse iso ngene (rukun yang penting senang, selamanya bisa seperti ini)," katanya.

Momen ini menurit dia sebagai lembaran baru. "Kalau bukan kita siapa lagi, kalau gengsi enggak bakal selesai-selesai," kata dia.

Rizki tak bisa berbicara banyak saat ditanya tragedi Kanjuruhan Malang. Ia hanya bisa berharap kejadian seperti itu tak terulang lagi dan harus diusut tuntas.

"Sudah tidak bisa berkata-kata. Cukup sekali. Harus usut tuntas itu," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Yogyakarta
Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Yogyakarta
Tak Mau 'Snack Lelayu' Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Tak Mau "Snack Lelayu" Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Yogyakarta
Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Yogyakarta
Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Yogyakarta
Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Pelihara Buaya dari Sekecil Tokek Kini 2 Meter, Pemilik Ngeri dan Serahkan ke BKSDA Yogyakarta

Pelihara Buaya dari Sekecil Tokek Kini 2 Meter, Pemilik Ngeri dan Serahkan ke BKSDA Yogyakarta

Yogyakarta
Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Yogyakarta
Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Yogyakarta
Soal Gugatan 'Snack Lelayu', KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Soal Gugatan "Snack Lelayu", KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Yogyakarta
Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Yogyakarta
Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Yogyakarta
Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com