Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanah Tandus Lereng Bukit Menoreh Diubah Jadi Kebun Kelengkeng, Pemuda Desa Rayakan Panen Perdananya

Kompas.com - 03/10/2022, 15:53 WIB
Dani Julius Zebua,
Khairina

Tim Redaksi

Biasanya, masyarakat jamak mengelola lahan seperti ini dengan menanam pohon keras, seperti pohon jati dan pohon kelapa. Kedua komoditas pohon itu tidak banyak perawatan namun memberi hasil.

Pohon kelapa bisa memberi hasil yang baik setiap waktu. Sedangkan hasil pohon jati jauh lebih menggembirakan namun butuh waktu lama.

Warga sudah lama memanfaatkan lahan dengan penanaman seperti itu.

Beni mengelola lahan dengan cara lain, yakni pertanian pohon buah yang bisa memberi hasil setiap waktu.

Beni lulus Fakultas Pertanian Universitas Veteran Negeri pada 2006. Setelah itu, ia bekerja di perusahaan perkebunan sawit. Dengan ilmu dimiliki, ia membangun RGF ini di lahan keluarga.

Beni berniat mengubah pola pikir masyarakat yang membiarkan lahan tidak terawat dengan tanaman kelapa dan tanaman keras.

“Dahulu, warga banyak menanam pohon kelapa dan kayu hutan. Kayu dijual, kayu habis, lalu bingung. Kini, kita balik pola pikirnya,” kata Beni.

Beni dan beberapa petani mulai membangun perkebunan mini di lahan terbengkalai milik keluarganya ini awal Mei 2019. Mereka menanam pohon durian untuk pertama kali, dilanjutkan kelengkeng dan alpukat. Pengairan diambil dari sumur yang ada di sekitar dan Pamsimas.

Di sela-sela menanam, mereka juga menanam jambu kristal. Totalnya, ada 72 pohon kelengkeng, 72 pohon durian, 57 pohon alpukat, 80 pohon lemon dan 80 jambu.

Jambu ini ditanam karena memiliki masa panen yang cepat. Hasil dari pohon jambu kristal dijual ke pasar. Uangnya dipakai untuk menopang perawatan durian, kelengkeng dan alpukat, mulai dari kebutuhan utama berupa upah buruh tenaga kerja, pestisida untuk pengendalian hama, hingga pupuk.

“Altenatif income untuk perawatan dihasilkan pohon buah lain,” kata Beni.

Tidak sampai target tiga tahun, klengkeng dan sebagian alpukat sudah berbuah. Bahkan kelengkeng dilakukan panen perdana saat ini.

Namun RGF tidak hanya sampai panen saja. Pada lokasi ini akan dikembangkan peternakan hingga wisata.

Kelengkeng RGF dipanen bersama sejumlah pihak, seperti Panewu Kokap Yulianta Nugraha, Lurah Hargorejo Bhekti Murdayanto, Dukuh Sambeng Supardi dan banyak tokoh masyarakat setempat.

Panewu Yulianta mengharapkan kawasan RGF berkembang di kawasan strategis pengembangan wisata di DIY. Kebun buah bisa mendukung program sektor pariwisata dan pertanian.

“Kebun buah akan menambah khasanah pariwisata yang selama ini baru sebatas mengembangan wisata alam,” kata Yulianta.

Lurah Hargorejo, Bhekti Murdayanto mengharapakan kebun buah ini jadi contoh bagi kelompok tani lain.

“RoJo Green Farm membuktikan, wilayah Sambeng cocok untuk tanaman buah. Harapannya bisa dicontoh kelompok tani untuk kesejahteraan,” kata Bhekti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pengunjung Pantai Watulawang Gunungkidul Tewas Terseret Ombak

Pengunjung Pantai Watulawang Gunungkidul Tewas Terseret Ombak

Yogyakarta
Viral, Cahaya Hijau di Langit Yogyakarta

Viral, Cahaya Hijau di Langit Yogyakarta

Yogyakarta
Tuai Kecaman, Pendaki yang Nyalakan 'Flare' di Puncak Gunung Andong Diburu Polisi

Tuai Kecaman, Pendaki yang Nyalakan "Flare" di Puncak Gunung Andong Diburu Polisi

Yogyakarta
Penuhi Nazar karena Prabowo Menang Pemilu, Tiga Warga Gunungkidul Jalan Kaki ke Jakarta

Penuhi Nazar karena Prabowo Menang Pemilu, Tiga Warga Gunungkidul Jalan Kaki ke Jakarta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjamg Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjamg Hari

Yogyakarta
Museum Mini Sisa Hartaku di Yogyakarta: Koleksi, Harga Tiket, dan Jam Buka

Museum Mini Sisa Hartaku di Yogyakarta: Koleksi, Harga Tiket, dan Jam Buka

Yogyakarta
Enggan Komentar soal Pilkada, Pj Walkot Yogyakarta: Saya Sendiko Dawuh

Enggan Komentar soal Pilkada, Pj Walkot Yogyakarta: Saya Sendiko Dawuh

Yogyakarta
Bus Rombongan Halalbihalal Ditabrak Truk di Kulon Progo, Penumpang: Padahal Sejam Lagi Sampai

Bus Rombongan Halalbihalal Ditabrak Truk di Kulon Progo, Penumpang: Padahal Sejam Lagi Sampai

Yogyakarta
Mobil Rumput Adu Banteng dengan 2 Motor, 1 Orang Tewas

Mobil Rumput Adu Banteng dengan 2 Motor, 1 Orang Tewas

Yogyakarta
Pemerintah DIY Pastikan Ganti Penjabat Bupati Kulon Progo dan Wali Kota Yogyakarta

Pemerintah DIY Pastikan Ganti Penjabat Bupati Kulon Progo dan Wali Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Truk Tabrak Bus Rombongan Halalbihalal, 2 Tewas, 10 Luka-luka

Truk Tabrak Bus Rombongan Halalbihalal, 2 Tewas, 10 Luka-luka

Yogyakarta
Anak Amien Rais Ikut Penjaringan Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui DPC PKB Kota Yogyakarta

Anak Amien Rais Ikut Penjaringan Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui DPC PKB Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com