Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Bakar Jas Almamater Saat Demo Kenaikan Harga BBM, Ini Respons UGM

Kompas.com - 16/09/2022, 23:38 WIB
Wijaya Kusuma,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Aksi demo menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di depan Gedung Agung Yogyakarta pada Kamis (15/09/2022) diwarnai bakar jas almamater oleh seorang mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM).

Menanggapi aksi tersebut, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat dan Alumni UGM Arie Sujito mengatakan demonstrasi tersebut menuntut soal penurunan harga BBM.

"Saya kira kalau soal demonstrasinya dengan tema itu ya bisa dimaklumi lah mahasiswa menyuarakan aspirasi," katanya, Jumat (16/09/2022).

Baca juga: Mahasiswa UGM Bakar Almamater Saat Demo Tolak Kenaikan Harga BBM, Ini Alasan Mereka

Arie Sujito menghargai bahwa aksi demontrasi merupakan hak suara mahasiswa. Menurut Arie Sujito perbedaan dalam penafsiran kebijakan adalah hal yang lumrah. Dalam hal ini mahasiswa mengartikulasikan aspirasi salah satunya lewat demonstrasi.

"Tapi ketika bergeser, berubah menjadi pembakaran jaket (almamater), nah ini yang disasar siapa. Jaket ini sebetulnya bagian dari atributnya UGM. Ya kalau kemudian digeser itu sebenarnya tidak relevan," tegasnya.

Jas almamater lanjut Arie Sutjito merupakan salah satu identitas perguruan tinggi. Mahasiswa mengenakan jas almamater ingin menunjukan seorang UGM.

"Makna simboliknya dia makai jaket itu kan ingin menunjukkan seorang UGM. Nah karena itu pimpinan UGM pasti melindungi. Tapi ketika jaket itu dibakar begitu berarti dia tidak mau dilindungi kan secara sosiologis gitu-gitu, logikanya kan gitu," urainya.

Arie mengungkapkan UGM tidak akan terpancing dengan aksi membakar jas almamater. Aksi membakar jas almamater merupakan upaya secara simbolik menyeret kampus. Sementara kenaikan harga BBM merupakan kebijakan pemerintah.

"Wong policy itu di tingkat nasional kok yang disalahkan UGM. Tapi saya yakin itu ada yang mahasiswa UGM, ada yang tidak, ada yang alumni begitu. Tetapi apapun itu saya kira pokok persoalannya bukan pada jaket," tandasnya.

Lebih lanjut Arie Sutjito menuturkan UGM bukanlah milik satu dua orang. Tetapi milik banyak orang. Sehingga wajar ketika aksi membakar jas almamater kemudian memicu reaksi dari alumni-alumni.

"Banyak alumni yang 'kok bisa membakar kayak gini tuh gimana'. Tapi sudahlah saya tidak terpancing itu. Tapi saya kira saya tidak mau diseret ke arah itu. Sekali lagi kalau mau mengartikulasikan silakan, tetapi jangan kejebak pada kekerasan, pada umpat-umpatan, apalagi membakar jaket gitu-gitu," ucapnya.

Arie menyampaikan sebagai seorang mahasiswa, tentu tahu apa yang diperbuatnya. Publik pun akan menilai atas apa yang dilakukan.

"Mahasiswa itu sudah gede. Dia tau apa yang dia lakukan dan publik akan menilai atas apa yang dilakukan dan ini saya kira supaya orang itu lebih dewasa," urainya.

Diberitakan sebelumnya, kecewa kepada Presiden Indonesia Joko Widodo, mahasiswa UGM membakar jaket almamater saat demo menolak kenaikan BBM di sekitar Istana Negara Gedung Agung, Kota Yogyakarta.

Pantauan Kompas.com, satu di antara mahasiswa UGM yang ikut dalam aksi itu naik ke panggung rakyat yang dibuat di sekitar Istana Negara Gedung Agung, Kota Yogyakarta.

Para mahasiswa UGM kemudian menyanyikan himne diiringi pembakaran jaket almamater yang dibawa oleh salah satu mahasiswa yang turut dalam demo tolak kenaikan BBM.

"Presiden dan Mensesneg dari kampus ini (UGM) tetapi tidak mencerminkan kerakyatan," ujar orator, Kamis (15/9/2022). Saat berorasi orator disambut meriah oleh massa aksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Yogyakarta
Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Yogyakarta
Soal Gugatan 'Snack Lelayu', KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Soal Gugatan "Snack Lelayu", KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Yogyakarta
Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Yogyakarta
Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Yogyakarta
Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Yogyakarta
Partai Ramai-ramai Jaring Bakal Calon Kepala Daerah, Ini Kata Pengamat UGM

Partai Ramai-ramai Jaring Bakal Calon Kepala Daerah, Ini Kata Pengamat UGM

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Selawat Perpisahan Siswa SD Bugel untuk Gedung Sekolah yang Terdampak Pembangunan Jalan

Selawat Perpisahan Siswa SD Bugel untuk Gedung Sekolah yang Terdampak Pembangunan Jalan

Yogyakarta
PDI-P Kulon Progo Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Pekan Depan

PDI-P Kulon Progo Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Pekan Depan

Yogyakarta
5 Nama Kembalikan Berkas Penjaringan Bakal Cawalkot Yogyakarta ke Partai Golkar, Ada Singgih Raharjo

5 Nama Kembalikan Berkas Penjaringan Bakal Cawalkot Yogyakarta ke Partai Golkar, Ada Singgih Raharjo

Yogyakarta
Soal 'Snack Lelayu' KPPS, KPU Sleman Digugat Rp 5 Miliar dan Permintaan Maaf Terbuka

Soal "Snack Lelayu" KPPS, KPU Sleman Digugat Rp 5 Miliar dan Permintaan Maaf Terbuka

Yogyakarta
Polisi Buru Pelaku Tabrak Lari yang Tewaskan Petani di Lampu Merah Sawo Jajar, Brebes

Polisi Buru Pelaku Tabrak Lari yang Tewaskan Petani di Lampu Merah Sawo Jajar, Brebes

Yogyakarta
Emosi Warga Saat Lihat Rekonstruksi Suami Bunuh Istri di Gunungkidul

Emosi Warga Saat Lihat Rekonstruksi Suami Bunuh Istri di Gunungkidul

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com