Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalur Mandiri Diusulkan Dihapus, Rektor UGM Nilai Berlebihan dan seperti Membakar Lumbung

Kompas.com - 26/08/2022, 10:38 WIB
Dita Angga Rusiana

Editor

KOMPAS. com - Sejumlah pihak mengusulkan agar penerimaan mahasiswa baru melalui jalur mandiri di perguruan tinggi negeri (PTN) dihapuskan usai adanya kasus suap di Universitas Lampung (Unila). 

Pihak yang mengusulkan penghapusan yakni Masyarakat Anti-Korupsi Indonesia, Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), dan Komisi X DPR RI. 

Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Ova Emilia menilai usulan ditiadakannya jalur mandiri di seluruh PTN berlebihan. Pasalnya, kasus tersebut saat ini terjadi di satu universitas saja. 

"Memang harus akuntabel. Artinya apa? Kamu mau melakukan apa kan harus disampaikan. Kamu melakukanya gimana itu bisa dilihat. Hasilnya gimana kan gitu. Bukan terus enggak usah ada aja. Saya kira itu ya berlebihanlah, itu kayak membakar lumbung nanti," katanya, Rabu (24/8/2022). 

Baca juga: Rektor UNS Solo Tak Setuju soal Usulan Penghapusan Jalur Mandiri, Ini Alasannya

Dia mengungkapkan, selama ini pelaksanaan jalur mandiri di UGM berjalan baik karena dijalankan secara akuntabel dan transparan.

"Ini kan kita bicara tentang akuntabilitas, transparansi, jadi sesuatu yang memang terinformasikan dan publik dapat melihat itu kan yang memang kita harapkan dalam suatu proses," urainya.

Dia menilai dugaan kasus suap yang menimpa Rektor Unila harusnya menjadi pendorong untuk perbaikan tata kelola penerimaan mahasiswa jalur mandiri. 

"Kalau saya melihat ya, suatu kejadian itu pasti akan memberikan dampak baik ya untuk tata kelola berikutnya. Saya berharap bahwa dengan adanya hal seperti ini kan juga memberikan penguatan, tata kelola di seluruh universitas di Indonesia," tuturnya. 

Selain itu peraturan terkait penerimaan mahasiswa jalur mandiri masih berlaku. Seperti diketahui, hal itu diatur di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2020 tentang Penerimaan Mahasiswa Baru Program Sarjana pada Perguruan Tinggi Negeri.

"Kan Permen-nya masih tetap berlaku. Dan suatu Permen itu memang ada positifnya juga kan. Misalnya ada sesuatu yang negatif, kan harus dilihat apakah kebijakanya yang salah atau pelaksanaannya, kan begitu," katanya.

Lebih lanjut, dia menilai, penerimaan mahasiswa baru melalui jalur mandiri memiliki sisi positif, terutama bagi PTN yang baru berdiri.

"Mandiri ini, coba bayangkan mungkin kalau di universitas yang besar-besar, misalnya tadi dibilang oh ditutup saja, tidak masalah mungkin. Tapi untuk PTN yang kecil yang mungkin baru berdiri, yang mungkin pendaftarnya terbatas, itu (jalur mandiri) amat sangat bermanfaat sekali," tegasnya.

Jalur mandiri lanjut Prof Ova bisa menjadi sarana untuk pemerataan pendidikan di daerah-daerah tertinggal.

"Artinya kalau kami dari UGM (jalur mandiri) bagus untuk misalnya ya, bagus untuk jalur kemitraan untuk daerah-daerah tertinggal. Itu kan kita punya seperti itu. Mau meratakan supaya orang-orang yang masuk ke UGM bukan hanya orang-orang di Pulau Jawa. Nah orang-orang di luar Pulau Jawa gimana dong caranya," pungkasnya. (Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma | Editor: Dita Angga Rusiana).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Banding Dikabulkan, 2 Pelaku Mutilasi Mahasiswa UMY Dijatuhi Pidana Seumur Hidup

Banding Dikabulkan, 2 Pelaku Mutilasi Mahasiswa UMY Dijatuhi Pidana Seumur Hidup

Yogyakarta
PDI-P Lakukan Penjaringan Bakal Calon Bupati Bantul, Ada Nama Soimah Pancawati

PDI-P Lakukan Penjaringan Bakal Calon Bupati Bantul, Ada Nama Soimah Pancawati

Yogyakarta
PAN Kembali Usung Kustini Sri Purnomo di Pilkada Sleman

PAN Kembali Usung Kustini Sri Purnomo di Pilkada Sleman

Yogyakarta
Langkah Pemkot Yogyakarta Hadapi Desentralisasi Sampah

Langkah Pemkot Yogyakarta Hadapi Desentralisasi Sampah

Yogyakarta
Pj Wali Kota Yogyakarta Minta Masyarakat Buang Sampah di Depo Sampah

Pj Wali Kota Yogyakarta Minta Masyarakat Buang Sampah di Depo Sampah

Yogyakarta
KPU Kota Yogyakarta Segera Rekrut PPK dan PPS Pilkada, Sosialisasi Senin Depan

KPU Kota Yogyakarta Segera Rekrut PPK dan PPS Pilkada, Sosialisasi Senin Depan

Yogyakarta
Sempat Langka, Gunungkidul Tambah Stok Elpiji 3 Kilogram, Harga Tembus Rp 25.000

Sempat Langka, Gunungkidul Tambah Stok Elpiji 3 Kilogram, Harga Tembus Rp 25.000

Yogyakarta
Siap Maju Pilkada Yogyakarta, Mantan Wali Kota Heroe Poerwadi Sudah Cari Calon Pendamping

Siap Maju Pilkada Yogyakarta, Mantan Wali Kota Heroe Poerwadi Sudah Cari Calon Pendamping

Yogyakarta
Maju Independen di Pilkada Yogyakarta, Bakal Calon Harus Kantongi 27.000 Dukungan

Maju Independen di Pilkada Yogyakarta, Bakal Calon Harus Kantongi 27.000 Dukungan

Yogyakarta
Eks Direktur Perusahaan yang Jadi DPO Polda Jatim Berstatus Dosen UGM

Eks Direktur Perusahaan yang Jadi DPO Polda Jatim Berstatus Dosen UGM

Yogyakarta
Seorang Perempuan Curi Uang Rp 81 Juta di Bantul, Duitnya Langsung Disetorkan ke Bank

Seorang Perempuan Curi Uang Rp 81 Juta di Bantul, Duitnya Langsung Disetorkan ke Bank

Yogyakarta
Penyebab Terbakarnya Bus Tujuan Pati di Ring Road Barat Yogyakarta, Kerugian Ditaksir Rp 460 Juta

Penyebab Terbakarnya Bus Tujuan Pati di Ring Road Barat Yogyakarta, Kerugian Ditaksir Rp 460 Juta

Yogyakarta
Usai Libur Lebaran, Sampah Menumpuk di Jalanan Yogyakarta

Usai Libur Lebaran, Sampah Menumpuk di Jalanan Yogyakarta

Yogyakarta
Usai Dibuka Fungsional untuk Mudik, Tol Solo-Yogya Kembali Ditutup

Usai Dibuka Fungsional untuk Mudik, Tol Solo-Yogya Kembali Ditutup

Yogyakarta
Ingin Sampaikan Aspirasi Warga soal Pilkada, Gerindra Sleman Berencana Bertemu Erina Gudono

Ingin Sampaikan Aspirasi Warga soal Pilkada, Gerindra Sleman Berencana Bertemu Erina Gudono

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com