Bank sampah selalu dikaitkan sebagai bagian kecil solusi mengurangi dampak polusi lingkungan.
Sampah yang terkumpul masih memiliki nilai ekonomis dan bermanfaat bagi masyarakat, terutama lewat aksi menabung.
Semakin banyak sampah yang dikumpulkan, semakin bertambah uang yang ditabung.
Sekilas apa yang dilakukan ibu-ibu di teras rumah Sugiyarta itu serupa dengan bank sampah pada umumnya.
Setelah ditimbang, sampah yang masih punya nilai ekonomis dibeli pengepul. Uangnya kemudian masuk ke rekening warga yang menyetor sampah.
Bila dilaksanakan secara rutin, tidak terasa tabungan semakin banyak dan bisa dicairkan sewaktu-waktu.
Bank sampah Sinergi Berdaya tidak cuma sekadar tempat mengumpulkan dan memilah sampah.
Bank sampah warga Temon Wetan ini lebih kental misi sosial, di mana sebagian uang hasil penjualan sampah didonasikan bagi kelompok disabilitas yang ada di desa.
Besarannya 10 persen hasil penjualan sampah melalui Sinergi Berdaya.
Baca juga: Ratusan Warga di Kulon Progo Antusias Ikut Vaksin Booster di Atas Kereta, Pulang Bawa Sembako
“Kami ini mencari donasi untuk kegiatan disabilitas. Bukan untung (profit) sebagai yang utama. Kami yang mengkoordinir, dikumpulkan, pengepul datang ke sini, diuangkan dan dikembalikan ke warga, sejumlah 10 persen untuk kelompok disabilitas dan 10 persen operasional. Kalau ada yang mau mendonasikan seluruhnya untuk disabilitas tentu saja akan diterima,” kata Ketua Bank Sampah Sinergi Berdaya, Sugiyarta.
Sugiyarta menceritakan, awalnya pemerintah desa dan Forum Disabilitas Berdaya berniat membangun usaha dan kegiatan yang bisa bermanfaat bagi kelompok difabel.
“Selama ini (kelompok disabilitas) hanya terima bantuan saja. Maka, kami berusaha mencari kegiatan yang bisa memberi manfaat bagi diri sendiri,” kata Sugiyarta.
Kemudian, muncul ide bank sampah dengan misi sosial ini. Sugiyarta menceritakan, ia ditunjuk untuk mengebut pendirian bank sampah sejak Agustus 2022.
Ia membentuk pengurus beranggotakan belasan orang hingga kemudian bank sampah diluncurkan.