Salin Artikel

Warga Temon Wetan Mengembangkan Tabungan bagi Penyandang Disabilitas Lewat Setoran Sampah

KULON PROGO, KOMPAS.com – Belasan ibu rumah tangga (IRT) tengah sibuk dengan tumpukan sampah anorganik di Pedukuhan Jogahan, Kalurahan Temon Wetan, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, dari pukul 08.00–10.00 WIB.

Para IRT cukup tangkas, mulai dari mengangkat karung isi sampah, ada pula yang menimbang, memilah sampah untuk dikelompokkan, seperti botol kaca dalam satu karung, beberapa karung isi botol plastik, gelas plastik hingga karung isi kaleng bekas dan berkarat.

Tampak di antara mereka beberapa penyandang disabilitas, seperti fisik, autis dan psikososial. Mereka terlibat memilah, mengangkat dan sejumlah aktivitas.

“Kami yang terlibat di sini rata-rata ibu rumah tangga semua, tapi ada beberapa saja yang bekerja,” kata Rahayu, salah seorang IRT yang baru selesai memilah sampah bersama, pada Jumat (9/9/2022) lalu.

Rahayu dan para IRT lain melakukan pekerjaan ini di Bank Sampah ‘Sinergi Berdaya', Kalurahan Temon Wetan.

Mereka memanfaatkan teras luas rumah milik Sugiyarta, pengusaha telur dan kardus, sebagai sekretariat bank sampah sekaligus tempat menumpuk sementara.

Setelah ditimbang, ada IRT lain yang mencatat semua hasil timbangan ke dalam buku besar.

Setelah sampah terbeli dan diuangkan, pencatatan dilanjutkan ke rekening tabungan bank sampah. Tiap rekening tertera satu nama pemilik.

Bank sampah selalu dikaitkan sebagai bagian kecil solusi mengurangi dampak polusi lingkungan.

Sampah yang terkumpul masih memiliki nilai ekonomis dan bermanfaat bagi masyarakat, terutama lewat aksi menabung.

Semakin banyak sampah yang dikumpulkan, semakin bertambah uang yang ditabung.

Sekilas apa yang dilakukan ibu-ibu di teras rumah Sugiyarta itu serupa dengan bank sampah pada umumnya.

Setelah ditimbang, sampah yang masih punya nilai ekonomis dibeli pengepul. Uangnya kemudian masuk ke rekening warga yang menyetor sampah.

Bila dilaksanakan secara rutin, tidak terasa tabungan semakin banyak dan bisa dicairkan sewaktu-waktu.

Bank sampah Sinergi Berdaya tidak cuma sekadar tempat mengumpulkan dan memilah sampah.

Bank sampah warga Temon Wetan ini lebih kental misi sosial, di mana sebagian uang hasil penjualan sampah didonasikan bagi kelompok disabilitas yang ada di desa.

Besarannya 10 persen hasil penjualan sampah melalui Sinergi Berdaya.

“Kami ini mencari donasi untuk kegiatan disabilitas. Bukan untung (profit) sebagai yang utama. Kami yang mengkoordinir, dikumpulkan, pengepul datang ke sini, diuangkan dan dikembalikan ke warga, sejumlah 10 persen untuk kelompok disabilitas dan 10 persen operasional. Kalau ada yang mau mendonasikan seluruhnya untuk disabilitas tentu saja akan diterima,” kata Ketua Bank Sampah Sinergi Berdaya, Sugiyarta.

Sugiyarta menceritakan, awalnya pemerintah desa dan Forum Disabilitas Berdaya berniat membangun usaha dan kegiatan yang bisa bermanfaat bagi kelompok difabel.

“Selama ini (kelompok disabilitas) hanya terima bantuan saja. Maka, kami berusaha mencari kegiatan yang bisa memberi manfaat bagi diri sendiri,” kata Sugiyarta.

Kemudian, muncul ide bank sampah dengan misi sosial ini. Sugiyarta menceritakan, ia ditunjuk untuk mengebut pendirian bank sampah sejak Agustus 2022.

Ia membentuk pengurus beranggotakan belasan orang hingga kemudian bank sampah diluncurkan.

Sugiyarta menceritakan, Jumat itu merupakan operasional perdana bank sampah.

Sampah yang sudah dipilah nantinya akan dijual ke pengepul. Hasilnya, sebesar 10 persen akan diberikan pada kelompok disabilitas, kemudian dibagi-bagi ke rekening disabilitas.

Tiap penyandang disabilitas memiliki satu rekening, sehingga mereka bisa setiap saat mengecek perkembangan dan pertambahan tabungan.

“Ke depan, warga akan menyetor pada hari Minggu di minggu ketiga,” kata Sugiyarta.

Lurah Temon Wetan Puji Purwaningsih mengungkapkan, terdapat puluhan warga disabilitas di desanya. Sebagian besar disabilitas mental dan psikososial.

Puji mengungkapkan, pemerintah desa mengapresiasi kegiatan masyarakat khususnya untuk memberi perhatian bagi warga disabilitas.

Forum Disabilitas Berdaya di desa ini rutin bertemu satu kali dalam satu bulan. Kelompok ini akhirnya yang melahirkan bank sampah.

“Kami mendorong forum ini untuk ayo bikin kegiatan yang melibatkan masyarakat semuanya,” kata Lurah Puji.

Jadilah bank sampah dan bisa beroperasi.

Sementara itu, warga bernama Rahayu menceritakan, dirinya cukup antusias ambil bagian dalam bank sampah.

Sebab, kegiatan ini membuat lingkungan rumah sendiri dan sekitarnya bersih dan lebih nyaman karena sampah terus berkurang.

Namun, lebih dari itu, kata Rahayu, kegiatan ini menjadi bagian dari aksi sosial warga.

Warga memang baru mulai. Semua pengurus dan warga masih sambil terus belajar.

Masih perlu banyak sosialisasi dan pengetahuan bagi warga agar bank sampah berjalan semakin baik.

Termasuk di antaranya pengetahuan masyarakat dalam memilah lebih dulu sebelum setor ke bank sampah.

“Kalau sudah dipilah kan lebih enak. Waktu bekerja tidak perlu lama,” kata Rahayu, usai terlibat memilah dan sortir sampah.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/09/12/075006078/warga-temon-wetan-mengembangkan-tabungan-bagi-penyandang-disabilitas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke