Sugiyarta menceritakan, Jumat itu merupakan operasional perdana bank sampah.
Sampah yang sudah dipilah nantinya akan dijual ke pengepul. Hasilnya, sebesar 10 persen akan diberikan pada kelompok disabilitas, kemudian dibagi-bagi ke rekening disabilitas.
Tiap penyandang disabilitas memiliki satu rekening, sehingga mereka bisa setiap saat mengecek perkembangan dan pertambahan tabungan.
“Ke depan, warga akan menyetor pada hari Minggu di minggu ketiga,” kata Sugiyarta.
Lurah Temon Wetan Puji Purwaningsih mengungkapkan, terdapat puluhan warga disabilitas di desanya. Sebagian besar disabilitas mental dan psikososial.
Puji mengungkapkan, pemerintah desa mengapresiasi kegiatan masyarakat khususnya untuk memberi perhatian bagi warga disabilitas.
Baca juga: Penjahit Ini Bidan Puluhan Bank Sampah di Gunungkidul
Forum Disabilitas Berdaya di desa ini rutin bertemu satu kali dalam satu bulan. Kelompok ini akhirnya yang melahirkan bank sampah.
“Kami mendorong forum ini untuk ayo bikin kegiatan yang melibatkan masyarakat semuanya,” kata Lurah Puji.
Jadilah bank sampah dan bisa beroperasi.
Sementara itu, warga bernama Rahayu menceritakan, dirinya cukup antusias ambil bagian dalam bank sampah.