Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Jemparingan, Olahraga Panahan yang Ada Sejak Sri Sultan HB I

Kompas.com - 31/07/2022, 09:39 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Lomba Jemparingan Mataram digelar di Alun-alun Kidul, Kota Yogyakarta. Jemparingan Mataram adalah olahraga panahan tradisional dari Yogyakarta.

Berbeda dengan panahan modern, para peserta jemparingan menggunakan busana adat Yogyakarta dan duduk bersila saat melepaskan anak panah.

Uniknya, ketika pemanah mengincar target, anak busur panah tidak ditegakkan secara vertikal dan membidik didekatkan mata. Pada Jemparingan, busur panah dipegang dengan cara horisontal dan anak panah ditarik hingga depan dada barulah anak panah dilepaskan.

Baca juga: Jemparingan, tentang Perasaan yang Tak Pernah Menipu dan Indahnya Silaturahim

Sejarah Jemparingan Mataram

Awalnya Jemparingan mulai ada pada masa Sultan Hamengku Buwono I (HB I).

Saat awal menjabat sebagai Raja Keraton Yogyakarta, Sultan HB I mendirikan sebuah sekolah untuk rakyat pada tahun 1757 masehi, 2 tahun setelah perjanjian Giyanti.

Jemparingan adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah itu.

Tata cara memanah Jemparingan yang berbeda dari panahan modern ini memiliki nilai falsafah tersendiri. Pamentanging gandewa pamantanging cipta yang memiliki makna mengutamakan konsentrasi. Cipta artinya adalah rasa.

"Jadi kalau kita lihat sasaran yang dilihat adalah dengan matahati bukan dengan mata fisik. Mata fisik hanya perkiraan di sana (target). Yang harus hidup hati kita," kata Kerabat Keraton Yogyakarta Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Jatiningrat, saat ditemui di Alun-alun Kidul Kota Yogyakarta, Sabtu (30/7/2022).

Falsafah yang diajarkan oleh Sri Sultan HB I kepada murid-muridnya bertujuan agar saat murid beribadah atau melaksanakan shalat, murid dapat merasakan bahwa Allah itu ada.

Oleh sebab itu, Sri Sultan HB I mengutamakan perasaan yang dilatih kepada murid-muridnya.

Lomba Jemparingan kali ini bertajuk Piala Ekalaya, peserta dibagi menjadi 3 kategori Dewasa Pria, Dewasa Perempuan, dan anak-anak.

Para peserta menggunakan pakaian jawa lengkap dengan blangkon khas Yogyakarta bagi dewasa pria maupum anak-anak pria. Sedangkan untuk kelas perempuan para peserta mengenakan sanggul.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Yogyakarta
Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Yogyakarta
Tak Mau 'Snack Lelayu' Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Tak Mau "Snack Lelayu" Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Yogyakarta
Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Yogyakarta
Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Yogyakarta
Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Pelihara Buaya dari Sekecil Tokek Kini 2 Meter, Pemilik Ngeri dan Serahkan ke BKSDA Yogyakarta

Pelihara Buaya dari Sekecil Tokek Kini 2 Meter, Pemilik Ngeri dan Serahkan ke BKSDA Yogyakarta

Yogyakarta
Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Yogyakarta
Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Yogyakarta
Soal Gugatan 'Snack Lelayu', KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Soal Gugatan "Snack Lelayu", KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Yogyakarta
Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Yogyakarta
Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Yogyakarta
Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com