Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Jemparingan, Olahraga Panahan yang Ada Sejak Sri Sultan HB I

Kompas.com - 31/07/2022, 09:39 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

 

Pukul 09.00 para peserta telah datang di Alun-alun kidul, busur panah beserta anak panah dimasukkan pada sebuah tempat yang berbentuk silinder.

Para peserta duduk bersila di bawah tenda dengan diberi alas berupa kayu dan dilapisi alas seperti tikar. Duduk bersila mereka mulai konsentrasi, saat juri menyerukan mulai mereka satu persatu melesatkan anak panah ke sasarannya.

Busur panah terbuat dari kayu dengan panjang yang berbede tiap pesertanya, sedangkan anak panah juga terbuat dari kayu dengan ujung berupa seperti timah yang tajam.

Sasaran berbentuk silinder di bagian tengah dibalut kain berwarna putih, lalu di bagian atas dibalut warna kuning dan merah. Di bawah sasaran yang berbentuk silinder terdapat bola kecil, para peserta tidak diperbolehkan mengenai bola ini.

Jika, peserta berhasil mengenai sasaran yang berwarna merah mendapatkan nilai 3, sasaran berwarna kuning bernilai 2, sasaran warna putih bernilai 1, sedangkan jika mengenai bola peserta mendapatkan nilai minus.

Setiap sesi peserta mendapatkan kesempatan menembakkan anak panah sebanyak 4 kali, setelah selesai mereka berdiri dari duduk silanya dan berdiri, berjalan menghampiri untuk ambil anak panah.

Para peserta dalam lomba ini tidak hanya dari Daerah Istinewa Yogyakarta (DIY) tetapi juga dari luar DIY seperti Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

Para peserta lomba Jemparingan di Alun-alun Kidul, Kota Yogyakarta, Sabtu (20/7/2022)KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO Para peserta lomba Jemparingan di Alun-alun Kidul, Kota Yogyakarta, Sabtu (20/7/2022)

Baca juga: Jemparingan, Olahraga Memanah Tradisional Digemari di Berbagai Daerah

Peserta dari Jawa Barat tepatnya dari Sumedang Roni Hidayat mengaku baru satu kali ini mengikuti lomba Jemparingan dan dia senang mengikuti lomba ini.

Berbeda dengan peserta lainnya yang menggunakan pakaian adat Yogyakarta ia menggunakan pakaian adat Jawa Barat.

Roni mengungkapkan di Sumedang juga terdapat olahraga panahan tradisional yakni Kasumedangan. Tetapi ada yang berbeda pada Kasumedangan dan Jemparingan, yakni ukuran busur Kasumedangan lebih kecil.

"Ukuran busur dan anak panah lebih kecil, dan jarak sasaran pada Kasumedangan 50 meter di sini Jemparingan 30 meter," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Bantul Tetapkan 45 Nama Caleg Terpilih, Berikut Daftar Namanya

KPU Bantul Tetapkan 45 Nama Caleg Terpilih, Berikut Daftar Namanya

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Terapkan Strategi Bermain Dakon untuk Antisipasi Penumpukan Sampah

Pemkot Yogyakarta Terapkan Strategi Bermain Dakon untuk Antisipasi Penumpukan Sampah

Yogyakarta
Mahasiswa yang Meninggal Usai Latihan Bela Diri Alami Luka di Usus, Diduga Akibat Tendangan

Mahasiswa yang Meninggal Usai Latihan Bela Diri Alami Luka di Usus, Diduga Akibat Tendangan

Yogyakarta
Rumah di Klaten Terbakar Saat Pemiliknya Shalat Jumat, Diduga Akibat Korsleting 'Charger' HP

Rumah di Klaten Terbakar Saat Pemiliknya Shalat Jumat, Diduga Akibat Korsleting "Charger" HP

Yogyakarta
Penjelasan BPS soal Nangka Muda Jadi Penyumbang Inflasi di Kota Yogyakarta

Penjelasan BPS soal Nangka Muda Jadi Penyumbang Inflasi di Kota Yogyakarta

Yogyakarta
UGM Telusuri Laporan Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah

UGM Telusuri Laporan Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah

Yogyakarta
Ditinggal Nonton Indonesia Vs Irak, Kandang Ternak di Gunung Kidul Hangus Terbakar

Ditinggal Nonton Indonesia Vs Irak, Kandang Ternak di Gunung Kidul Hangus Terbakar

Yogyakarta
Ini 45 Caleg Terpilih di Gunungkidul, Wajib Serahkan LHKPN Sebelum Dilantik

Ini 45 Caleg Terpilih di Gunungkidul, Wajib Serahkan LHKPN Sebelum Dilantik

Yogyakarta
YIA Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Asita Minta Penerbangan Luar Negeri Ditambah

YIA Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Asita Minta Penerbangan Luar Negeri Ditambah

Yogyakarta
Pengukuran Lahan Terdampak Pembangunan Tol Yogyakarta-YIA Mulai Dilakukan

Pengukuran Lahan Terdampak Pembangunan Tol Yogyakarta-YIA Mulai Dilakukan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Dikabarkan Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot di Partai Golkar, Singgih: Siapa yang Bilang?

Dikabarkan Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot di Partai Golkar, Singgih: Siapa yang Bilang?

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Klaten

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Klaten

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Solo Balapan dan Purwosari

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Solo Balapan dan Purwosari

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com