Satiran ayah Refi Nurani Nurohmah sehari-hari mengarap ladang miliknya.
Di ladang kecil tersebut, Satiran menanam singkong, kacang tanah, beras, dan jagung.
Setiap kali panen, hasilnya dikonsumsi sendiri untuk makan sehari-hari. Jika ada lebih, barulah panenan dijual.
Meski hasil penjualan tidak besar, setidaknya bisa untuk pemasukan keluarga.
Guna menambah penghasilan, Satiran dan istrinya Surminah rela bekerja serabutan.
Terkadang keduanya ikut bekerja di ladang milik orang lain, mencabuti rumput dan melakukan pekerjaan lainnya.
"Paling banyak dibayar Rp 20.000 untuk kerja setengah hari. Kadang dari pagi jam 7 sampai jam 11, atau siang jam 1 sampai jam 5 tergantung yang menyuruh," ungkap Refi.
Surminah sesekali membuat produk anyaman untuk dijual dan menerima pesanan keripik yang dibuat dari hasil panenan ladangnya.
Sebagai seorang anak, Refi pun turut membantu kedua orangtuanya dengan berjualan keripik kepada guru-guru di sekolahnya.
Baca juga: Pemuka Agama di Ketapang Digerebek Istri Saat Berduaan dengan Remaja Putri di Kamar
Refi mengerti betul kondisi keluarganya, sehingga enggan memberatkan orangtuanya dengan pengeluaran-pengeluaran pribadi.
Sejak beberapa tahun yang lalu ia memberikan pelajaran tambahan bagi anak-anak di desanya.
Meski penghasilan yang diterima tidak seberapa, setidaknya dengan pekerjaan ini Refi bisa mendapatkan uang saku.
Tak hanya itu, guna mendapat penghasilan tambahan sejak bulan lalu Refi tinggal di Yogyakarta bersama saudara tirinya.
Ia membantu saudaranya berjualan angkringan, sembari menunggu panggilan untuk bekerja di sebuah pusat perbelanjaan.