Salin Artikel

Kisah Refi Nurani Anak Petani Peraih Medali Emas Olimpiade Nasional Diterima Kuliah Gratis di UGM

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Perjuangan Refi Nurani Nurohmah tidaklah mudah dalam meraih pendidikan.

Meski dalam berbagai keterbatasan, Refi Nurani Nurohmah merupakan siswa berprestasi di antara siswa SMKN 1 Wonosari, Gunungkidul.

Refi (panggilan Refi Nurani Nurohmah) pernah meraih medali emas dalam Olimpiade Nasional 2022.

Meski memiliki prestasi yang mentereng, Refi sempat menetapkan hati untuk tidak melanjutkan pendidikan selepas tamat sekolah menengah.

Anak pasangan Satiran dan Surminah ini berencana mencari kerja guna membantu kedua orangtuanya.

Sebab, sepengetahuan Refi, biaya di perguruan tinggi tidaklah sedikit.

Sementara, kedua orangtuanya sudah lanjut usia dan bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

"Sebenarnya dari awal enggak ada rencana untuk kuliah, lulus SMK langsung cari kerja. Saya tahunya kalau kuliah itu kan biayanya banyak, terus saya mikir orangtua saya, mereka sudah tua dan pekerjaan tidak menetap," ujar Refi, dalam keterangan tertulis Humas UGM, pada Rabu (20/07/2022).

Salah satu guru yang mengetahui rencana tersebut, kemudian mendorong Refi Nurani Nurohmah untuk tetap melanjutkan studinya.

Sebab, guru ini mengetahui Refi merupakan siswa yang pintar dan berprestasi baik dalam bidang akademik maupun non-akademik.

Terlebih guru sekolahnya mengetahui jika siswanya tersebut memperoleh peringkat satu secara paralel pada saat penentuan siswa yang eligible untuk mengikuti SNMPTN.

"Kata guru saya, sayang kalau kesempatan itu enggak diambil, lebih baik coba mendaftar saja daripada besok menyesal," ucap dia.

Perkataan sang guru membekas di pikirannya, sehingga akhirnya ia mulai mencari informasi dan memberanikan diri berbicara ke orangtuanya terkait rencana melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi.

Setelah mendapat restu kedua orangtuanya, Refi Nurani Nurohmah mendaftar kuliah melalui jalur SNMPTN.

Peraih medali emas Olimpiade Nasional 2022 ini pun akhirnya diterima di Program Studi D4 Pengelolaan Arsip dan Rekaman Informasi, Sekolah Vokasi UGM.

Tak hanya itu, Refi juga masuk dalam golongan penerima UKT 0.


Refi berjualan keripik hingga angkringan

Satiran ayah Refi Nurani Nurohmah sehari-hari mengarap ladang miliknya.

Di ladang kecil tersebut, Satiran menanam singkong, kacang tanah, beras, dan jagung.

Setiap kali panen, hasilnya dikonsumsi sendiri untuk makan sehari-hari. Jika ada lebih, barulah panenan dijual.

Meski hasil penjualan tidak besar, setidaknya bisa untuk pemasukan keluarga.

Guna menambah penghasilan, Satiran dan istrinya Surminah rela bekerja serabutan.

Terkadang keduanya ikut bekerja di ladang milik orang lain, mencabuti rumput dan melakukan pekerjaan lainnya.

"Paling banyak dibayar Rp 20.000 untuk kerja setengah hari. Kadang dari pagi jam 7 sampai jam 11, atau siang jam 1 sampai jam 5 tergantung yang menyuruh," ungkap Refi.

Surminah sesekali membuat produk anyaman untuk dijual dan menerima pesanan keripik yang dibuat dari hasil panenan ladangnya.

Sebagai seorang anak, Refi pun turut membantu kedua orangtuanya dengan berjualan keripik kepada guru-guru di sekolahnya. 

Refi mengerti betul kondisi keluarganya, sehingga enggan memberatkan orangtuanya dengan pengeluaran-pengeluaran pribadi.

Sejak beberapa tahun yang lalu ia memberikan pelajaran tambahan bagi anak-anak di desanya.

Meski penghasilan yang diterima tidak seberapa, setidaknya dengan pekerjaan ini Refi bisa mendapatkan uang saku.

Tak hanya itu, guna mendapat penghasilan tambahan sejak bulan lalu Refi tinggal di Yogyakarta bersama saudara tirinya.

Ia membantu saudaranya berjualan angkringan, sembari menunggu panggilan untuk bekerja di sebuah pusat perbelanjaan. 


Kedua orangtuanya sempat tidak merestui keinginan Refi untuk bekerja sembari menempuh pendidikan. Mereka ingin anaknya fokus belajar tanpa harus mengkhawatirkan hal-hal lainnya.

Namun, Refi meyakinkan kedua orangtuanya, bahwa ia akan berusaha membagi waktu dan tetap mengutamakan kuliah.

Kedua orangtua Refi hanya lulusan Sekolah Dasar (SD). Namun Satiran dan istrinya Surminah memendam harapan agar Refi bisa mengenyam pendidikan terbaik dan nantinya mendapatkan penghidupan yang layak.

Satiran mengatakan, meski hidup pas-pasan, namun sebagai seorang ayah bertekad agar putrinya bisa mengenyam pendidikan terbaik demi masa depan yang lebih baik.

Menurut Satiran, putrinya sejak kecil sangat tekun dalam menuntut ilmu.

Ketekunan dan kegigihan yang ditunjukkan anaknya inilah yang membuatnya yakin Refi memiliki kemampuan yang cukup untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya.

"Saya sudah bilang, sampai mana pun akan saya usahakan untuk sekolah. Saya memang tidak bisa memberi bekal uang, jadi harus ada modal kepintaran dari Refi sendiri. Tapi, bagaimanapun harus sekolah," tutur Satiran.

Satiran dan Surminah merestui buah hatinya untuk kuliah di UGM.

Keduanya berharap Refi dapat menyelesaikan sekolahnya dan meraih masa depan yang lebih baik.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/07/22/121025878/kisah-refi-nurani-anak-petani-peraih-medali-emas-olimpiade-nasional

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke