Editor
Jembatan itu lantas diperbaiki dan saat ini sudah bisa dilewati dengan berjalan kaki oleh wisatawan.
Sargiman menerangkan, penamaan jembatan dan sungai tersebut diberikan oleh warga.
"Dinamakan Plunyon itu kan dulunya batu-batu di kali itu licin, dan dinamakan Kali Kuning dulunya memang warna airnya kuning. Setelah erupsi, tertutup pasir dan batu," ucapnya.
Baca juga: Rumah Utama dalam Film KKN di Desa Penari Rencananya Akan Dijual
Sargiman mengungkapkan, proses syuting film “KKN di Desa Penari” di Jembatan Plunyon berlangsung pada Desember 2019.
Proses syuting diadakan secara tertutup, sehingga warga tidak bisa melihat proses pengambilan gambar film itu.
"Syuting kan 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya (Gunung Merapi) tidak tampak diulangi lagi hari berikutnya," ungkapnya.
Selain Jembatan Plunyon, film “KKN di Desa Penari” juga syting di sejumlah lokasi di DIY. Salah satunya Padukuhan Ngluweng, Kalurahan Ngleri, Kabupaten Gunungkidul.
Baca juga: Cerita Warga Jadi Figuran Film KKN di Desa Penari, Sardiman: Ternyata Capek
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma | Editor: Ardi Priyatno Utomo)
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang