YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Warga di Padukuhan Ngluweng, Kalurahan Ngleri, Gunungkidul, DI Yogyakarta, banyak yang menjadi pemeran figuran dalam film KKN di Desa Penari.
"Seru ikut syurting film itu, seperti pas di Wanagama (hutan penelitian UGM), itu kaya ndak ada capek," kata Ketua RT 2 RW 1 Pedukuhan Ngluweng Chasanah saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Kamis (19/5/2022).
Dikatakannya banyak yang ikut tergabung dalam film yang dilihat sudah 7 juta orang ini. "Banyak sekali yang terlibat warga di sini, tetapi ganti-ganti," kata Chasanah.
Baca juga: Video Opininya Soal KKN di Desa Penari Viral, Nessie Judge: Aku Benci Video Pendek yang Dipotong
Chasanah mengaku tiga kali ikut pengambilan gambar, mulai dari orang mencari kayu hingga menjadi setan. "Bayarannya per hari atau selesai syuting langsung dibayar," kata dia.
Disinggung mengenai berapa bayaran, dia mengaku tidak ingat secara pasti karena sudah hampir 3 tahun lalu, tepatnya November 2019. Saat ditanya Rp 75.000 per hari, jawabannya sama.
"Ya kadang memilih macul dibandingkan shooting (ikut pengambilan gambar), tetapi kalau ingat di Wanagama itu seneng," kata Chasanah.
Selain itu, rumahnya juga diberikan kompensasi karena dekat dengan pengambilan gambar rumah milik Ngadiyo.
Untuk makanan pun rumah produksi sering membagikan kepada masyarakat yang datang.
Warga lainnya, Saminah, mengaku sempat ikut membantu mencarikan pemeran figuran. "Saat itu yang dicari kulitnya hitam kayak saya ini. Selain itu, juga nyari yang lansia," kata dia.
Baca juga: Rumah KKN di Desa Penari Menakutkan? Ahli Ungkap Pemicu Rasa Takut
Dirinya mengaku ikut beberapa gambar, salah satunya memanggul kelapa. Saminah mengaku sudah tidak menghubungi kru film karena sudah ganti nomor.
"Dulu sering WA-nan, sekarang tidak lagi nomor saya ganti," kata dia. "Jangan sebut nominal Mas," imbuh Saminah.
Sebelumnya, puluhan warga menjadi pemain figuran saat pengambilan gambar pada November 2019.
"Saya hanya sehari saja, waktu itu disuruh mengumpulkan daun-daunan," kata Sukadi (67), salah satu warga Padukuhan Ngluweng ditemui di rumahnya, Rabu (18/5/2022).
Dia memilih meneruskan pekerjaan sebagai petani dibandingkan ikut pembuatan film, apalagi memiliki beberapa hewan ternak yang membutuhkan pakan setiap hari.
Baca juga: Lokasi Syuting KKN di Desa Penari Ternyata di Yogyakarta, Ada Jembatan Plunyon di Lereng Merapi
"Kalau syuting film repot, selain itu harus mencari pakan ternak," kata dia. Warga lainnya, Sardiman (63), mengaku menjadi peran figuran di film KKN di Desa Penari selama 3 hari.
"Jadi mikul tomblok (tempat pakan), saya syuting 3 kali dan ternyata capek ikut syuting itu. Tidak banyak percakapan. Saya ikut syuting di 3 tempat. Setiap adegan ada 5-10 menit," kata Sardiman.
Selain ikut peran, dirinya menjadi penjaga malam lokasi pengambilan gambar.
"Saya jaga malam di setiap lokasi syuting jaga alat-alat dapat Rp 2 juta. Saya jaga bersama 2 rekan saya, yaitu Antok dan Marsidi, semua masing-masing dapat Rp 2 juta," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.