Mereka akhirnya menerima 15 domba, terdiri 12 betina dan dua jantan pada 27 April 2022. Sebanyak 12 domba betina itu kemudian dipelihara di enam rumah anggota KWT. Domba jantan rencananya digilir dari satu kandang ke kandang betina lain.
Warga yang menggaduh akan memperoleh keuntungan lewat bagi hasil dari keberadaan anak domba.
Awalnya, domba jantan di kandang milik Suwardiati. Belum lama, domba jantan mengalami penurunan kesehatan. Ia tampak pincang dan mulai malas makan.
Kondisinya semakin parah dalam tiga hari belakangan ini.
“Lemas. Sempat diberi makan pisang, tapi sekarang sudah tidak mau,” kata Yayuk.
Yayuk melaporkan kasus ini ke Puskeswan, hingga kabar tersebut sampai ke berbagai pihak.
Yayuk mengungkapkan, pemerintah cepat turun tangan menanggapi kabar ini. Mereka menerjunkan personel mulai dari memeriksa hingga mengambil sampel darah dari domba jantan dan ternak lain di sekelilingnya. Selain itu, mereka juga memberi vitamin. Tapi domba itu tetap tidak membaik.
“Hasilnya kambing (domba) itu positif PMK,” kata Yayuk.
Tidak lama kemudian, ia kembali menerima hasil berikutnya. Sapi bunting delapan bulan di kandang milik Suwardiati juga positif, namun tanpa gejala. Berbeda dengan domba yang lemas, tidak mau makan dan dipisahkan dari ternak lain.
“Tapi sapinya OTG, tanpa gejala,” kata Yayuk.
Jumat malam, pemerintah lintas sektor merapatkan kasus ini. Yayuk mengungkapkan, rapat memutiskan mengisolasi desa dari lalu lintas keluar masuk ternak sampai kasus ini dinyatakan selesai.
Saat itu juga berlangsung disinfeksi di kandang domba dan juga beberapa kandang lain sekelilingnya.
Sementara itu, Dukuh (kepala dusun) Diren, Sri Budiwinarti membenarkan bahwa ada dua kasus positif di dusunnya. Kasus terdiri satu domba dan satu sapi.
“Ada dua kasus, satu domba dan satu sapi,” kata Sri.
Telah dilakukan pertemuan lintas sektor untuk menangani kasus ini agar tidak menyebar. Pemerintah juga langsung melakukan penyemprotan disinfektan untuk melokalisir penyebaran kasus ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.