Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Domba Bantuan Pemerintah Kulon Progo Positif PMK

Kompas.com - 14/05/2022, 21:42 WIB
Dani Julius Zebua,
Khairina

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Satu ternak jenis domba jantan milik sebuah kelompok wanita tani (KWT) di Pedukuhan Diren Dusun III, Kalurahan Pandowan, Kapanewon Galur, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, diyakini terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK).

Domba itu berada di kandang warga bernama Suwardiati warga Diren.

Domba dalam kondisi lemas, tidak mau makan dan berbaring tidak bergerak. Perutnya saja yang bergerak naik turun seiring satu per satu nafasnya.

Baca juga: PMK Serang Domba Garut, Laga Ketangkasan dan Pasar Hewan Dihentikan Sementara

Domba tersebut tergeletak di depan rumah Suwardiati. Pemilik kandang telah memisahkannya dari ternak lain di sana.

“Tadinya mau makan, tapi sekarang diam saja,” kata Suwardiati di rumahnya, Sabtu (14/5/2022).

Suwardiati petani penggarap sekaligus buruh tani di lahan orang lain. Tahun ini, ia tengah menanam kedelai.

Suwardiati mengharapkan tambahan penghasilan selain dari lahan tani. Ia mengharap memperoleh hasil lebih dengan memelihara domba.

Suwardiati satu dari 30-an anggota KWT Mekarsari Diren. Ia menggaduh satu domba betina milik KWT. Menggaduh di dunia peternakan berarti bagi hasil.

“Hasilnya diperoleh kalau sudah punya anak nanti. Hasilnya (penjualan anak ternak) dibagi 70 untuk yang menggaduh dan 30 untuk KWT,” kata Suwardiati.

Namun kini domba jantan itu dalam kondisi lemas. Suwardiati bahkan mendapat kabar kalau domba itu positif PMK sejak Jumat (14/5/2022).

Ketua KWT Mekarsari Diren, Yayuk Widyaningsih mengungkapkan, dirinya menerima kabar dari Puskeswan Galur kalau domba yang lemas ini positif terjangkit PMK. Ia menerima kabar langsung via WhatsApp dari dokter hewan yang sejak awal terus memantau perkembangan kasus ini.

“Kami menerima kabar lewat WA tentang positif PMK pada domba. Mungkin karena hari libur (belum ada pemberitahuan atau surat resmi hasil laboratorium),” kata Yayuk.

Baca juga: Kasus PMK di Lumajang Bertambah, 380 Sapi dan 7 Domba Terjangkit

Yayuk menceritakan, domba itu merupakan bagian dari bantuan pemerintah bagi KWT.

Awalnya, KWT Mekarsari salah satu kelompok yang mengajukan proposal permohonan bantuan dalam program yang diselenggarakan Dinas Pertanian dan Peternakan Kulon Progo. Program itu berupa bantuan ternak kambing.

KWT Mekarsari mengajukan permintaan pada 2019. Program ini sempat didrop karena pandemi Covid-19. Yayuk tidak menyangka ketika Disperta menyetujui proposal itu di 2022.

Mereka akhirnya menerima 15 domba, terdiri 12 betina dan dua jantan pada 27 April 2022. Sebanyak 12 domba betina itu kemudian dipelihara di enam rumah anggota KWT. Domba jantan rencananya digilir dari satu kandang ke kandang betina lain.

Warga yang menggaduh akan memperoleh keuntungan lewat bagi hasil dari keberadaan anak domba.

Awalnya, domba jantan di kandang milik Suwardiati. Belum lama, domba jantan mengalami penurunan kesehatan. Ia tampak pincang dan mulai malas makan.

Kondisinya semakin parah dalam tiga hari belakangan ini.

“Lemas. Sempat diberi makan pisang, tapi sekarang sudah tidak mau,” kata Yayuk.

Yayuk melaporkan kasus ini ke Puskeswan, hingga kabar tersebut sampai ke berbagai pihak.

Yayuk mengungkapkan, pemerintah cepat turun tangan menanggapi kabar ini. Mereka menerjunkan personel mulai dari memeriksa hingga mengambil sampel darah dari domba jantan dan ternak lain di sekelilingnya. Selain itu, mereka juga memberi vitamin. Tapi domba itu tetap tidak membaik.

“Hasilnya kambing (domba) itu positif PMK,” kata Yayuk.

Tidak lama kemudian, ia kembali menerima hasil berikutnya. Sapi bunting delapan bulan di kandang milik Suwardiati juga positif, namun tanpa gejala. Berbeda dengan domba yang lemas, tidak mau makan dan dipisahkan dari ternak lain.

“Tapi sapinya OTG, tanpa gejala,” kata Yayuk.

Jumat malam, pemerintah lintas sektor merapatkan kasus ini. Yayuk mengungkapkan, rapat memutiskan mengisolasi desa dari lalu lintas keluar masuk ternak sampai kasus ini dinyatakan selesai.

Saat itu juga berlangsung disinfeksi di kandang domba dan juga beberapa kandang lain sekelilingnya.

Sementara itu, Dukuh (kepala dusun) Diren, Sri Budiwinarti membenarkan bahwa ada dua kasus positif di dusunnya. Kasus terdiri satu domba dan satu sapi.

“Ada dua kasus, satu domba dan satu sapi,” kata Sri.

Telah dilakukan pertemuan lintas sektor untuk menangani kasus ini agar tidak menyebar. Pemerintah juga langsung melakukan penyemprotan disinfektan untuk melokalisir penyebaran kasus ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hilang di Sungai Oya Gunungkidul, Siswa SD Dicari Menggunakan Drone

Hilang di Sungai Oya Gunungkidul, Siswa SD Dicari Menggunakan Drone

Yogyakarta
30 Kilogram Bahan Petasan di Bantul Disita, 3 Orang Ditangkap

30 Kilogram Bahan Petasan di Bantul Disita, 3 Orang Ditangkap

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Ratusan Hewan di Gunungkidul Divaksinasi Antraks

Ratusan Hewan di Gunungkidul Divaksinasi Antraks

Yogyakarta
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jawa Tengah, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jawa Tengah, 29 Maret 2024

Yogyakarta
Yogyakarta Peringkat Empat Tujuan Mudik Lebaran, Polda DIY Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Yogyakarta Peringkat Empat Tujuan Mudik Lebaran, Polda DIY Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Yogyakarta
Kantor Disnakertrans DIY Digeruduk Massa, Didesak soal Penerbitan SE Gubernur untuk THR bagi Ojol dan PRT

Kantor Disnakertrans DIY Digeruduk Massa, Didesak soal Penerbitan SE Gubernur untuk THR bagi Ojol dan PRT

Yogyakarta
Saat Ganjar Pranowo Resmi Ber-KTP Sleman...

Saat Ganjar Pranowo Resmi Ber-KTP Sleman...

Yogyakarta
Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Yogyakarta
Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Yogyakarta
Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Yogyakarta
Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, 'Ngeyel' Bakal Dicopot

Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, "Ngeyel" Bakal Dicopot

Yogyakarta
Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com