"Lha pie meneh arep mbengok-mbengok karo sopo (gimana lagi mau teriak-teriak sama siapa)," ucap dia.
Sigit menambahkan selama dua hari ini tempat tinggalnya belum diguyur hujan lagi. Menurutnya jika terjadi hujan dikhawatirkan air sampah akan semakin banyak dan memperparah bau di sekitar rumahnya.
"Kalau hujan ya parah lagi, bikin gak nafsu makan," kata dia.
Warga lainnya Purwanti (50) yang setiap harinya membuka warung soto juga terdampak dengan menumpuknya sampah itu. Dia menyebut pelanggannya semakin berkurang karena adanya tumpukan sampah tersebut.
"Biasanya kalau jam 11.00 WIB itu penuh yang beli. Sekarang sepi nggak ada yang beli. Sejak sabtu siang (sampah menumpuk) mulai luber ke bahu jalan dan bau dua hari lalu," kata dia.
Kondisi ini menurut dia tidak hanya terjadi satu kali ini saja. Menurutnya, beberapa tahun lalu sampah tidak diambil oleh petugas selama satu minggu.
Dia menceritakan saat sampah belum diambil oleh petugas dia masih membuka warung sotonya. Namun, saat sampah mulai diambil petugas ia memilih untuk menutup warungnya karena lalat dan baunya menyebar kemana-mana.
"Baunya haduh, ini tadi juga mau buka atau nggak. Soalnya pembeli sudah jarang selasa mulai sepi," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.