YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dalam kamar kos sederhana dengan ukuran 3 meter x 2 meter di daerah Sagan, Kota Yogyakarta Sri Subekti tinggal bersama dua orang anaknya Nisabela Putri (10) dan Idham Al Gozali (9).
Ibu 46 tahun ini sudah bangun dari tidurnya ketika Sang surya belum beranjak dari peraduanya untuk mempersiapkan kedua buah hatinya sekolah.
Pada hari pertama masuk sekolah setelah libur Lebaran, Nisabela Putri dan adiknya Idham Al Gozali mengenakan seragam putih merah.
Baca juga: Perjuangan RA Kartini Memajukan Ukiran Jepara
Sekitar 06.00 WIB, Sri memulai perjalananya mengantar kedua buah hatinya sembari mendorong gerobak kayu.
Nisabela Putri berjalan di samping gerobak sementara adiknya Idham Al Gozali duduk di atas gerobak.
"Dulu dua-duanya naik (di atas gerobak), karena saya sering pusing karena darah rendah, sekarang gantian (yang duduk diatas gerobak). Kakaknya (Nisabela Putri) jalan dulu terus gantian adiknya, tapi kalau badan saya fit, keduanya naik," ujar Sri Subekti saat ditemui di Jalan Affandi, Gejayan, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Senin (9/05/2022).
Jarak dari kos ke sekolah Nisabela Putri dan Idham Al Gozali lumayan jauh.
Beralaskan sandal jepit, Sri harus berjalan kaki sembari mendorong gerobak.
"Sekitar 40 menit jalan kaki dari kos ke sekolah. Sekolah di SD Muhammadiyah Kolombo," ungkapnya.
Baca juga: Cerita Warga dan Kondisi TPST Piyungan: Dari Cari Mainan di Tumpukan Sampah hingga Dijaga 24 Jam
Ibu ini harus mengeluarkan tenaga ekstra mendorong gerobaknya ketika melintasi jalanan yang sedikit menanjak.
Meski berat, Sri seakan tidak ingin menunjukan rasa lelahnya kepada kedua buah hatinya.
Sri Subekti memang meminta anaknya duduk di atas gerobak. Dia rela berkorban agar kedua buah hatinya tidak kelelahan dan bisa lebih konsentrasi saat menimba ilmu di sekolah.
"Ya biar anaknya tidak capek di sekolah, kasihan (kalau jalan kaki). Ya karena keadaan," ungkapnya.