Setelah berhasil meloloskan diri, Jumini harus melewati lumpur sepinggang untuk sampai ke rumah tetangganya terdekat, Wagini (57).
Baca juga: Sepekan Setelah Dilanda Longsor, 121 Warga Cilacap Masih Mengungsi
Rumah Jumini dan Wagini hanya berjarak 20 meter. Jumini dengan tubuh dipenuhi tanah dari ujung rambut ke kaki duduk di teras rumah Wagini.
Ia kemudian memanggil Wagini untuk meminta bantuan. Sementara itu, Wagini mengaku sempat ragu untuk keluar.
“Saya kira apa, kami takut. Dia kelihatan penuh dengan lumpur sekujur badan dan muka, seperti orang keluar dari tanah (kubur),” kata Wagini menerangkan bagaimana mereka sempat ragu.
Saat Wagini keluar rumah, Jumini berteriak, “Omahku kebrukan (rumahku keruntuhan)”.
Setelah itu Wagini meminta Jumini untuk mandi dan mengenakan pakaian yang bersih.
Setelah hujan reda, Jumini ditemani Wagini serta keluarganya mengecek lokasi dan menemukan tempat tinggal Jumini sudah rata dengan tanah.
Jumini bercerita, diamengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah. Perabotan yang dibikin almarhum suaminya, surat pensiun suami, surat berharga, baju, uang, hingga emas hilang tak ditemukan.
Menurut Jumini, dua anaknya sudah beberapa kali meminta dirinya untuk tinggal bersama di kota.
Namun, ia tak siap untuk meninggalkan rumah kenangan bersama suaminya. Ia mengatakan, sang suami, Waidi, adalah pegawai negeri di dinas tenaga kerja dan transmigrasi.
"Bukan bondho (harta) yang saya berat hati meninggalkan semua ini, tapi kenangan rumah ini begitu banyak. Dari kami hidup susah, lalu bisa berhasil," kata Jumini sambil menangis.
Baca juga: 72 Titik di Kulon Progo Longsor, 60 Rumah Warga Rusak Berat
Ia menegaskan, kenangan itu tidak ternilai. Setelah peristiwa tersebut, ia berniat akan tinggal bersama salah satu anaknya di kota. Namun, sesekali ia akan menengok bekas rumahnya.
Hingga saat ini, bantuan terus mengalir ke rumahnya. Bantuan itu terutama dari warga pedukuhan dan kalurahan serta bantuan sembako lewat dukuh (kepala dusun) setempat hingga Kementerian Sosial.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dani Julius Zebua | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.