Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumini, Lansia yang Keluar Sendiri dari Timbunan Longsor di Kulon Progo

Kompas.com - 07/04/2022, 18:30 WIB
Dani Julius Zebua,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

 

Kisah lansia sendirian

Jumini seorang diri hidup di lereng bukit Plampang II. Kedua anak laki-lakinya sudah berumah tangga dan hidup di kota. Sedangkan Waidi, suami dari Jumini, sudah meninggal dunia belasan tahun silam.

Rumah tinggal Jumini berada di lereng bukit terjal. Jaraknya kira-kira satu kilometer dari sebuah sekolah dasar di lereng terbawah. Menuju ke sana harus lewat jalan samping sekolah, menanjak, berbatu dan rasanya sulit dilewati.

Rumah Jumini paling atas. Terdapat ekskavator mangkrak di sana. Jumini menempati dua rumah gebyok atau rumah Jawa model limasan dari kayu.

Rumah satu untuk tidur, yang sebelah depan ruang menerima tamu dan menyimpan gamelan.

Baca juga: 72 Titik di Kulon Progo Longsor, 60 Rumah Warga Rusak Berat

Kedua rumah berada di samping jurang yang dalam sampai ke sungai. Pada sisi yang lain dari rumah adalah tanah samping tebing yang lahannya sudah terkupas.

Lahan dan tebing merupakan tanah keluarga Jumini yang tengah disewa konsesi tambang.

Tebing itulah yang runtuh, Jumat menjelang tengah malam. "Perkiraan jam 23.30 WIB kalau melihat foto dari tetangga yang memfoto saya kondisi basah itu," kata Jumini.

Rumah gebyok bagian belakang roboh. Dinding kayu hingga kamar mandi dari rusak berat. Semua perabotan hancur terkubur. Nyaris tidak ada yang bisa dimanfaatkan.

Surat berharga, surat pensiun suaminya, perabotan yang dibikin sendiri, baju, uang, hingga emas tidak ditemukan. “Kerugian bisa ratusan juta," kata Jumini pasrah.

Jumini mengaku sebenarnya tidak sepenuhnya berani hidup sendiri di sana. Kedua anaknya sudah berulang kali memaksa dirinya untuk tinggal bersama mereka di kota.

Baca juga: 7 Tiang Listrik di Kulon Progo Patah karena Longsor, 1 Dusun Gelap Sejak Jumat

Jumini mengatakan tidak siap meninggalkan rumah penuh kenangan bersama suaminya.

Ia masih mengingat bagaimana Waidi banting tulang dengan keahlian perkayuan membuat banyak barang, hingga akhirnya diterima sebagai pegawai negeri di dinas tenaga kerja dan transmigrasi. Namun, Waidi terlalu cepat dipanggil Tuhan.

"Bukan bondho (harta) yang saya berat hati meninggalkan semua ini, tapi kenangan rumah ini begitu banyak. Dari kami hidup susah lalu bisa berhasil," kata Jumini sambil menangis. Ia menegaskan, kenangan itu tidak ternilai.

Kini, ia mengingat lagi bagaimana kenangan terbesar sejatinya adalah bersama anak dan cucu. Karena itu ia berniat akan tinggal bersama salah seorang di antaranya di kota. Sesekali nanti, lansia ini akan menengok rumah.

Sementara itu, bantuan terus mengalir ke rumahnya. Terutama dari warga pedukuhan dan kalurahan.

Ia menerima bantuan sembako lewat Dukuh (kepala dusun) setempat hingga kementerian sosial.

Semuanya diterima sambil ia terus berupaya menyelamatkan barang yang masih bisa diselamatkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyair Joko Pinurbo Dimakamkan di Sleman, Karyanya Terus Abadi

Penyair Joko Pinurbo Dimakamkan di Sleman, Karyanya Terus Abadi

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Gibran Bantah Gabung ke Partai Golkar

Gibran Bantah Gabung ke Partai Golkar

Yogyakarta
Nonton Ruwatan Gelaran Wayang Kulit Bareng Gibran, Apa Kata Yusril?

Nonton Ruwatan Gelaran Wayang Kulit Bareng Gibran, Apa Kata Yusril?

Yogyakarta
Penyair Joko Pinurbo Meninggal, Butet: Kehilangan Sedulur Sinorowedi

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, Butet: Kehilangan Sedulur Sinorowedi

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Yogyakarta
Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Yogyakarta
Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Yogyakarta
Ada Kades yang Ikut Penjaringan Bacawabup di Partai Golkar, Apdesi Bantul Minta Anggotanya Netral

Ada Kades yang Ikut Penjaringan Bacawabup di Partai Golkar, Apdesi Bantul Minta Anggotanya Netral

Yogyakarta
Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Yogyakarta
Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Yogyakarta
Tak Mau 'Snack Lelayu' Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Tak Mau "Snack Lelayu" Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com