"Tidak acak yang perlu ditegaskan, kami meningkatkan kegiatan kepolisian kami sudah punya anatomy of crime soal kejahatan jalanan dengan patroli tiap hari. Berseragam maupun tidak berseragam patroli dilakukan jam 2 sampai jam 5," kata dia di Polresta Yogyakarta, Selasa (5/4/2022).
Ade menjelaskan kejahatan jalanan di Yogyakarta cenderung masuk kategori tawuran. Menurut dia pelaku berkelompok korban juga berkelompok dengan minimal 2 orang berboncengan motor.
"Jadi bukan acak, bukan orang sendirian lagi aktivitas dibacok," katanya.
"Jadi pelaku berkelompok, korban juga berkelompok, minimal 2 orang satu motor diganggu, liat-liatan, kasus terakhir bleyer-bleyer (memainkan gas motor) dikejar ketemu lagi dimaki, kejar lagi. Kejahatan jalanan tidak acak, spesifik tawuran 3 bulan terakhir," ungkap Ade.
Baca juga: Cegah Kejahatan Jalanan, Polisi Imbau Sopir Truk Tak Main HP Saat Terjebak Macet
Dia mencontohkan kasus lainnya di Umbulharjo terdapat kelompok. Dalam kelompok tersebut terdapat kaderisasi atau pembelajaran antar anggota senior dengan anggota junior.
"Seniornya itu jadi pengemudi, juniornya di belakang memang disuruh untuk pegang alat seperti patroli bertemu kelompok lain ditantang berani gak kamu (melukai)," katanya.
Disinggung apakah kelompok-kelompok ini merupakan sebuah geng sekolah, Ade membantahnya. Kasus yang ditangani tidak ada gang mebgarah ke geng sekolah.
"Kelompok-kelompok acak berdasarkan kenal pertemanan biasa. Seperti ada tantangan, tidak ada (hubungan dengan geng sekolah)," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.