Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER YOGYAKARTA] Gara-gara Kata Tisu Magic, Pemuda Sayat Teman Kencan | Polri Gandeng FBI Buru Saifuddin Ibrahim

Kompas.com, 1 April 2022, 06:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Gara-gara disebut pakai tisu magis, seorang pemuda asal Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, tega menyayat teman kencannya dengan cutter.

Akibat perbuatannya, MAA (29), terpaksa berurusan dengan hukum dan terancam hukuman penjara.

Tersangka mengaku tersinggung dengan ucapan korban yang menyebut dirinya pakai tisu magic.

Sementara itu, Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Mabes Polri Komisaris Jenderal (Komjen) Agus Andrianto mengatakan, tersangka kasus dugaan penistaan agama, Saifuddin Ibrahim, terdeteksi berada di Amerika Serikat.

Polri berencana akan gandeng Federal Bureau of Investigation (FBI) di Amerika Serikat untuk menjemput paksa.

Berikut ini berita populer Yogyakarta secara lengkap:

1. Saifuddin Ibrahim, tersangka kasus penistaan agama, diduga di Amerika

Kabareskrim Polri, Komjen Pol Agus Andrianto saat ditemui kompas.com di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora, Rabu (30/3/2022)KOMPAS.com/ARIA RUSTA YULI PRADANA Kabareskrim Polri, Komjen Pol Agus Andrianto saat ditemui kompas.com di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora, Rabu (30/3/2022)

Menurut Agus, saat ditemui di Blora, Jawa Tengah, Saifuddin Ibrahim telah mempersiapkan pergi ke luar negeri sebelum ucapannya yang diduga berisi ujaran kebencian viral.

Salah satu cara melakukan jemput paksa kepada tersangka adalah dengan meminta bantuan FBI.

"Memang pada saat yang bersangkutan, kayaknya mereka sudah bersiap-siap untuk meninggalkan Indonesia, dari awal Maret menurut data perlintasan mereka ke Amerika," ucap Agus saat ditemui Kompas.com di Pendopo Bupati Blora, Rabu (30/3/2022) malam.

Baca berita selengkapnya: Upayakan Jemput Paksa Saifuddin Ibrahim, Polri Minta Bantuan FBI

2. Pemuda di Bantul sayat teman kencannya dengan cutter

Iptu Andika (Kiri) dan MAA (tengah) saat jumpa pers si Polresta Yogyakarta, Kamis (31/3/2022)KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO Iptu Andika (Kiri) dan MAA (tengah) saat jumpa pers si Polresta Yogyakarta, Kamis (31/3/2022)
Di hadapan polisi, MAA mengaku telah menyayat teman kencannya berinisial FNI.

Dirinya mengaku tersinggung oleh kata-kata yang diucapkan oleh FNI soal tisu magic.

"Karena dari dia-nya itu terlalu, kata-katanya agak keras. Kaya kok pakai gituan segala. Kaya dikatain lemah, karena pakai tisu magic," ucap MAA, di Polresta Yogyakarta, pada Kamis (31/3/2022).

Baca berita selengkapnya: Tersinggung karena Dikatai Pakai Tisu Magic, Pria Ini Sayat Perempuan Teman Kencan

3. Penjelasan Gibran soal Jalan di kampung ditembok Polresta

Rapat Paripurna Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Wali Kota Solo Tahun Anggaran 2021 di Gedung Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Solo, Kamis (31/3/2022).KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati Rapat Paripurna Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Wali Kota Solo Tahun Anggaran 2021 di Gedung Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Solo, Kamis (31/3/2022).

Warga sempat resah dengan ditemboknya akses Jalan Dahlia ke Jalan Dokter Moewardi, oleh Polresta Solo.

Tembok tersebut ditembok dengan batako setinggi 100 sentimeter usai ada perluasan Markas Kepolisian Resor Kota (Mapolresta) Solo.

"Ada beberapa usulan alternatif. Ini murni untuk keamanan," kata Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, saat berada di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Solo pada Kamis (31/3/2022).

Baca berita selengkapnya: Jalan Perkampungan Ditembok Polresta Solo, Gibran: Kepentingan Keamanan, Warga Mohon Bersabar

4. Perampok toko kamera di Semarang, kerugian Rp 300 juta

Gelar perkara perampokan disertai dengan pembunuhan di toko kamera Kota Semarang, Jawa TengahKOMPAS.com/Muchammad Dafi Yusuf Gelar perkara perampokan disertai dengan pembunuhan di toko kamera Kota Semarang, Jawa Tengah

RIS (24), tersangka perampokan toko kamera di Jalan Diponegoro, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), ditangkap.

Di hadapan polisi, tersangka mengaku membunuh seorang satpam toko, Supriyono.

Selain itu, pelaku juga menggasak sejumlah kamera, lensa, dan drone yang disimpan di etalase. Kerugian atas perampokan tersebut ditaksir Rp 300 juta.

"Dari pelaku berhasil diamankan barang bukti berupa satu unit sepeda motor Honda Supra X 125 warna hitam, tiga buah lensa kamera merk Sony warna hitam, dan satu buah kamera drone warna hitam," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Kepolisian Daerah (Polda) Jateng Kombes Iqbal Alqudusy, Rabu (30/3/2022).

Baca berita selengkapnya: Perampok Toko Kamera di Semarang Bunuh Satpam, lalu Gasak Lensa hingga Drone

(Penulis : Kontributor Kota Solo, Fristin Intan Sulistyowati, Kontributor Semarang, Muchamad Dafi Yusuf | Editor : Ardi Priyatno Utomo, Teuku Muhammad Valdy Arief)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Yogyakarta
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau