YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Gunung Merapi mengeluarkan rentetan awan panas mulai Rabu (9/3/2022) hingga Kamis (10/3/2022) dengan jarak luncur terjauh mencapai 5 kilometer.
Luncuran awan panas ini merupakan yang terjauh sejak Gunung Merapi masuk dalam fase erupsi pada 4 Januari 2021.
"Jadi APG (awan panas guguran) yang terjadi tadi malam sejauh 5 km itu terjauh," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida dalam jumpa pers secara daring, Kamis.
Baca juga: Sempat Luncurkan Awan Panas Guguran, Aktivitas Gunung Merapi Kembali Melandai
Hanik menyampaikan, pada 9 Maret 2022 terjadi rentetan awan panas guguran di Gunung Merapi.
Rentetan awan panas guguran ini mulai terjadi pada 23.18 WIB. Hingga 10 Maret 2022 pukul 06.00 tercatat 16 kali awan panas guguran.
BPPTKG mencatat awan panas guguran mengarah ke tenggara yaitu di alur Kali Gendol.
Awan panas guguran ini menyebabkan hujan abu ke beberapa tempat terutama di sisi barat laut Gunung Merapi sejauh maksimal 13 kilometer.
Baca juga: 193 Warga Sleman Sempat Mengungsi akibat Erupsi Gunung Merapi
Setelah serangkaian awan panas guguran, BPPTKG juga telah melakukan pemeriksaan lapangan untuk memastikan daerah terdampak.
"Pagi tadi kita bisa menerbangkan drone untuk mengkonfirmasi sejauh mana awan panas yang terjadi. Jadi awan panas luncurannya sejauh 5 kilometer, dari puncak ke Kali Gendol titik akhir awan panas," tegasnya.
Hanik menuturkan aktivitas erupsi saat ini terhitung masih tinggi, guguran terjadi rata-rata 140 kali per hari.
Aktivitas vulkanik internal juga masih tinggi ditunjukkan oleh data seismisitas dan deformasi.
"Seismisitas internal VTB (gempa vulkanik dangkal) dan MP (gempa fase banyak) terjadi lebih dari lima kali per hari, sedangkan laju deformasi sebesar 3,5 milimeter per hari," sebutnya.
Sampai dengan saat ini, BPPTKG masih menetapkan status aktivitas Gunung Merapi pada Siaga (level III).
Baca juga: Pasca-awan Panas Merapi, Aktivitas Pertambangan dan Destinasi Bunker Kaliadem Ditutup Sementara
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.
Di sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.