YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Warga binaan Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Yogyakarta atau sering disebut Lapas Wirogunan tampak sibuk sejak pagi.
Pada 08.00 WIB dengan mengenakan seragam biru sebanyak delapan warga binaan mulai beraktivitas.
Mereka masuk ke dalam gedung beraksitektur Belanda untuk membuat makanan khas Yogyakarta yakni bakpia.
Baca juga: Libur Tahun Baru, Berkah bagi Perajin Bakpia di Yogyakarta
Warga binaan membagi tugas dalam membuat bakpia, ada yang bertugas merebus kacang hijau, ada yang bertugas memanggang, mengisi kulit bakpia dengan kacang hijau, hingga bertugas membungkus bakpia kedalam dus bakpia.
Bakpia jajanan khas Yogyakarta ini identik penamaannya dengan angka.
Angka yang dipilih untuk merek dagang bakpia warga binaan lapas Wirogunan ini cukup unik yakni Bakpia Mbah Wiro 378.
378 di ranah hukum merupakan pasal yang mengatur soal penipuan, sehingga dinilai memiliki keunikan sendiri jika digunakan sebagai merek bakpia yang dibuat oleh para warga binaan Lapas Wirogunan.
Setiap harinya para warga binaan dapat memproduksi bakpia sebanyak 30 hingga 50 dus, satu dus berisi 20 buah bakpia.
Baca juga: Manfaatkan Penjualan Online, Industri Bakpia Rumahan Mulai Bangkit dari Pandemi
Rasanya tak kalah dengan bakpia yang dijual di sentra-sentra oleh-oleh di Yogyakarta.
Rasa manisnya tidak terlalu dominan, isi kacang ijo bakpia terasa lembut, kulitnya juga tidak tebal.
Bakpia tanpa bahan pengawet ini sanggup bertahan selama 5 hingga 10 hari.
Bakpia Mbah Wiro 378 ini baru berjalan kurang kebih 2 bulan.
Saat ini pelanggan bakpia 378 masih berasal di kalangan karyawab lapas atau karyawan dari Kementerian Hukum Hak Asasi dan Manusia (Kemenkumham).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.