"Tahu tidak mudah rusak. Sari patinya lebih kental, dan lebih gurih," ucap Agung.
"Kedelai impor itu bijinya gede-gede tetapi kan rasanya sebenarnya kurang. Kalau dianalogikan ayam negeri dan ayam kampung itu kan dagingnya lebih enak yang kampung," kata dia.
Agung mengatakan, untuk kedelai lokal terakhir digunakan untuk bahan campuran kedelai impor 5 bulan lalu.
"Untuk harga waktu itu kedelai lokal Rp 10.000 dan kedelai impor dari Amerika masih Rp 8.000 per kilogramnya," kata dia.
Namun demikian untuk lokal perlu pembersihan ekstra karena kurang bersih dan sering bercampur kotoran.
"Kedelai lokal itukan yang biasa digunakan untuk benih petani, jadi kualitasnya baik," kata Agung.
Baca juga: Minta Produsen Tahu Tempe Tidak Mogok Produksi, Disperindag Kota Bekasi: Ukuran Bisa Dimodifikasi
Dikatakannya, untuk kedelai impor saat ini Rp 10.950 - Rp 11.000 per kilogramnya, tergantung merek dagangnya. Sementara saat normal harganya sekitar Rp 9.000 per kilogramnya.
Diakui Agung, saat ini pihaknya mengurangi produksi karena harga kedelai yang melambung, dan juga harga minyak goreng yang cenderung naik. Harga minyak goreng curah saat ini Rp 18.200 per kilogramnya.
Selain harga naik juga dipengaruhi pandemi karena pedagang gorengan juga mengurangi produksinya.
"Biasanya saya itu giling 2,5 kuintal jadi 1,5 kuintal kedelai, hampir 50 persen," kata dia.
Baca juga: Saat Para Perajin Tahu Tempe Mogok Produksi karena Harga Kedelai Naik...
Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Raharjo Yuwono mengakui, minat petani lokal untuk menanam kedelai lokal lebih rendah.
"Dinas sudah mengimbau untuk menanam kedelai, tetapi masih rendah minat petani untuk menanam kedelai," kata Raharjo.
Dijelaskannya beberapa alasan petani untuk enggan menanam kedelai karena ketersediaan benih, juga untuk menanam dibutuhkan perawatan yang ekstra karena banyak hama.
"Petani itu memilih menanam jagung dan kacang tanah, harganya jauh lebih mahal. 1 hektar bisa 3 ton basah (kacang) bisa dapat Rp 25 juta, kedelai sekitar Rp 10 juta," kata Raharjo.
Adapun untuk kedelai tahun 2021 sebesar 4.394 ton, yang diproduksi hampir sebagian besar wilayah Gunungkidul terutama kawasan utara dan tengah.
Baca juga: Mulai Hari Ini Perajin Tahu Tempe Mogok Produksi, Apa Tuntutannya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.