Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Cilacap, dari Suku hingga Potensi Sumber Daya Alam

Kompas.com, 17 Januari 2022, 12:14 WIB
Dini Daniswari

Penulis

KOMPAS.com - Cilacap merupakan kabupaten yang secara geografis terletak di bagian wilayah selatan Provinsi Jawa Tengah.

Kabupaten Cilacap berbatasan dengan sejumlah daerah, yaitu:

Di sebelah utara : berbatasan dengan Kabupaten Banyumas
Di sebelah timur : berbatasan dengan Kabupaten Kebumen
Di sebelah barat : berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat
Di sebelah selatan : berbatasan dengan Samudera Hindia

Total jumlah kecamatan di Kabupaten Cilacap sebanyak 24 kecamatan.

Suku yang Berkembang di Cilacap

Suku yang berkembang di Cilacap adalah suku Sunda dan Jawa. Suku Jawa merupakan mayoritas yang terdapat di Kabupaten Cilacap terkait dengan keberadaan wilayah yang masuk di wilayah Jawa Tengah.

Baca juga: Prakiraan Cuaca di Cilacap Hari Ini, 17 Januari 2022

Sedangkan, keberadaan suku Sunda tidak lain lantaran sebagian wilayah Cilacap berbatasan langsung dengan wilayah Jawa Barat.

Masyarakat yang tinggal di Cilacap bagian barat merupakan bukti adanya masyarakat multikultural. Dalam kehidupan sehari-hari mereka banyak berinteraksi dengan masyarakat Jawa Barat.

Misalnya, masyarakat Kecamatan Dayeuhluhur yang secara identitas sama dengan masyarakat Sunda, Jawa Barat.

Hal ini terjadi karena, masyarakat Kecamatan Dayeuhluhur lebih banyak berinteraksi dengan masyarakat Jawa Barat dibandingkan masyarakat Cilacap. Selain itu, Kecamatan Dayeuhluhur juga banyak dihuni etnis Sunda.

Selain suku Sunda dan Jawa, Cilacap yang luasnya mencakup 6,94 % dari total luas wilayah Jawa Tengah ini juga terdapat berbagai etnis lainnya, seperti Arab, Minang, Cina, Batak, dan suku bangsa lainnya yang merupakan pendatang dan menetap di Kabupaten Cilacap.

Keberagaman masyarakat Cilacap merupakan representasi dari Indonesia yang memiliki keragaman suku, budaya, dan agama yang membentuk masyarakat multietnis dan multikultural.

Baca juga: Berapa Tarif Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap Jika Kelak Beroperasi?

Tipografi di Cilacap

Topografi wilayah Kabupaten Cilacap terdiri dari permukaan landai dan perbukitan dengan ketinggian 6-198 m dari permukaan laut.

Wilayah tipografi terendah umumnya di bagian selatan yang merupakan daerah pesisir dengan ketinggian antara 6-12 m dpl.

Wilayah ini meliputi Kecamatan Nusawungu, Binangun, Adipala, sebagian Kesugihan, Cilacap Utara, Cilacap Tengah, Cilacap Selatan, Kampung Laut dan sebagian Kawunganten.

Tipografi yang masuk ke dataran rendah dan sedikit berbukit antara lain dengan ketinggian 8-75 m dpl, yaitu Kecamatan Jeruklegi, Maos, Sampang, Kroya, Kedungreja, dan Patimuan.

Sedangkan tipografi yang termasuk dataran tinggi atau perbukitan dengan ketinggian 75-198 m dpl terdapat di Cilacap bagian barat, yaitu Kecamatan Daeyeuhluhur, Wanareja, Majenang, Cimanggu, danKarangpucung.

Lalu, wilayah dataran tinggi dengan ketinggian 23-75 mdpl, yaitu Kecamatan Cipari, Sidareja, sebagian Gandrungmangu, dan sebagian Kawunganten.

Baca juga: Wali Kota Tasikmalaya Minta Warga Hindari Calo Tanah Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap

Sumber Daya Alam di Cilacap

Wilayah pesisir Cilacap memiliki beberapa potensi sumber daya alam yang beragam, seperti sumber daya mineral, air tanah, perikanan laut, wisata alam, dan lain-lain.

Sumber daya mineral di kawasan pesisir Kabupaten Cilacap adalah pasir besi yang diusahakan PT ANTAM. Bahan galian golongan C meliputi tanah liat lempung, batu gamping, andesit, dan bentonit.

Air tanah dangkal cukup potensial dan memiliki mutu air cukup baik. Air tanah ini terdapat pada endapan pematang pantai lama dan endapan sungai purba di daerah selatan Maos, Karangkemiri, dan bagian timur Adipala.

Sedangkan, air tanah dalam yang cukup baik dijumpai di bagian timur aliran Kali Serayu yang merupakan depresi terdalam dari cekungan air tanah di Cilacap.

sumber: http://repository.unissula.ac.id/, http://eprints.undip.ac.id/, dan  https://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sip.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Yogyakarta
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau